Alternativa Film Project, sebuah inisiatif film nirlaba global yang didirikan oleh perusahaan teknologi internasional inDrive, secara resmi meluncurkan edisi kedua Alternativa Film Awards dalam acara Media Day di Jakarta pada 11 September 2024. Festival ini akan diselenggarakan di Yogyakarta dengan rangkaian acara yang lebih beragam, termasuk pemutaran film nominasi, diskusi, workshop internasional, dan acara penghargaan pada 22-29 November 2024.
Acara Media Day ini dihadiri oleh Liza Surganova, Head of Alternativa Film Project; Wahyu Ramadhan, Communications Manager inDrive Indonesia; Abigail Limuria, Brand Ambassador Alternativa Film Project 2024; serta Lulu Ratna, anggota Panitia Seleksi Alternativa Film Awards 2024. Garin Nugroho, Chief Program Officer di GIK Universitas Gadjah Mada (UGM), turut menyampaikan ucapan selamat dan mengungkapkan kegembiraannya atas kolaborasi ini.
Alternativa Film Awards and Festival bertujuan untuk mengakui sineas dari industri berkembang yang belum dikenal luas, serta menyoroti prestasi artistik dan dampak sosial sinema. Setelah sukses di Kazakhstan pada tahun 2023, edisi kedua ini memperluas fokus ke Indonesia dan Asia Tenggara. Tahun ini, Alternativa menerima 1.043 entri dari 33 negara, dua kali lipat dari tahun sebelumnya, dengan 680 kiriman memenuhi syarat, di mana Indonesia menjadi negara dengan entri terbanyak, yakni 206 film.
Liza Surganova menyatakan antusiasmenya terhadap peningkatan jumlah kiriman dan menambahkan, “Kami senang melihat minat besar dari komunitas perfilman, khususnya di Asia Tenggara. Dengan menambahkan Festival Film, kami berharap dapat menghubungkan para pembuat film dengan penonton serta memulai diskusi publik tentang isu-isu penting.”
GIK UGM, sebagai mitra utama festival, akan menjadi tuan rumah upacara penghargaan dan beberapa acara film, termasuk 16 pemutaran film gratis yang disertai diskusi bersama pembuat film lokal dan internasional. Garin Nugroho menjelaskan bahwa festival ini tidak hanya menampilkan film, tetapi juga menyediakan ruang bagi penonton untuk memahami visi dan perspektif unik para sineas.
Sebagai bagian dari rangkaian festival, Alternativa juga akan menyelenggarakan Industry Days pada 27-28 November, sebuah program internasional yang mencakup lokakarya, pameran, dan pertemuan bagi para sineas, produser, serta organisasi yang berfokus pada hubungan antara film dan perubahan sosial.
Wahyu Ramadhan dari inDrive menegaskan komitmen perusahaan terhadap isu-isu sosial, menjelaskan bahwa proyek seperti Alternativa Film Project merupakan bagian dari inisiatif inVision, yang bertujuan untuk menantang ketidakadilan dalam pendidikan, industri kreatif, dan sektor lainnya. “Kami berharap dapat menciptakan dampak positif di seluruh dunia, termasuk Indonesia,” ujarnya.
Pada Media Day, publik juga diperkenalkan dengan Abigail Limuria, aktivis dan sineas Indonesia, sebagai duta baru Alternativa Film Project. Abigail, yang turut mendirikan What Is Up, Indonesia? (WIUI), menyampaikan kegembiraannya terlibat dalam proyek ini, menekankan pentingnya membahas isu-isu sosial melalui film.
Nominasi Alternativa Film Awards 2024 akan diumumkan pada pertengahan Oktober, dengan hadiah total sebesar $100.000 yang akan diberikan kepada para pemenang untuk mendukung proyek sinema berdampak sosial.