Program pemutaran film Arthouse Cinema kembali digelar oleh Goethe-Institut Indonesia. Tahun ini, Arthouse Cinema menghadirkan sepuluh judul film karya sineas-sineas Jerman yang melopori Gerakan Sinema Baru Jerman. Tak hanya menyajikan visual dari film-film tersebut, Arthouse Cinema 2021 juga turut mengundang penikmat film untuk membaca Gerakan Sinema Baru Jerman lebih jauh lagi, melalui medium teks yang berupa ulasan dari masing-masing film.
Pada edisi kali ini, penyelenggaraan Arthouse Cinema terpaksa dikemas dalam format daring. Deretan film yang tayang pada program ini dapat diakses secara gratis melalui wahana Goethe-On-Demand sampai dengan 31 Desember 2021. Ada pun tulisan-tulisan yang mengulas film-film dalam program dapat diakses melalui halaman Arthouse Cinema di situs web Goethe-Institut Indonesia.
Sejarah dari Sudut Pandang Sinema
“Sering kali pemahaman soal sejarah dan budaya satu bangsa tidak kita alami sebagai pengalaman ketubuhan yang langsung, di bangku institusi pendidikan formal, maupun di halaman-halaman teks. Kadang pemahaman itu justru kita temui setelah menonton satu film,” demikian tulis kurator Arthouse Cinema 2021, Anggraeni Widhiasih, dalam teks kuratorialnya.
Menurutnya, sinema tak hanya berkutat dengan estetika semata, tapi juga turut mencatat konteks sosial-politik suatu masyarakat pada masanya. Gerakan Sinema Baru Jerman lahir sebagai respon para sineas muda terhadap situasi masyarakat Jerman pasca-Perang Dunia II. Anggraeni menyebutkan bahwa urgensi yang muncul dari gerakan ini bukan hanya soal legitimasi estetika dalam film, tetapi juga interpretasi kesejarahan Jerman menurut sudut pandang para sineas.
Daftar Film Arthouse Cinema 2021
Yesterday Girl (1966) karya Alexander Kluge
Strongman Ferdinand (1976) karya Alexander Kluge
Even Dwarfs Started Small (1970) dan Stroszek (1977) karya Werner Herzog
Katzelmacher (1969) karya Reiner Werner Fassbinder
Ali: Fear Eats the Soul (1974) karya Reiner Werner Fassbinder
The American Friend (1977) karya Wim Wenders
Before Your Eyes – Vietnam (1981) karya Harun Farocki
How to Live in the FRG (1990) karya Harun Farocki
Marianne & Juliane (1981) karya Margarethe von Trotta
Baca juga: 5 Film Jerman Terpopuler di Perpustakaan Digital Goethe-Institut
Menonton dan Membaca Film
Selain pemutaran dari sepuluh film di atas, Arthouse Cinema 2021 juga mengundang beberapa penulis muda dari berbagai kota di Indonesia, untuk mengulas masing-masing satu film yang ada di dalam program. Para penulis tersebut antara lain merupakan jurnalis, peneliti, blogger, serta aktivis film. Melalui ulasan-ulasan tersebut, penonton dapat menelusuri pembacaan konteks Gerakan Sinema Baru Jerman pada film, serta analisis para penulis atas film dari sudut pandang yang beragam.
Terbilang unik dalam sebuah program pemutaran film, tulisan-tulisan yang dihadirkan oleh Arthouse Cinema ini juga dapat dimanfaatkan sebagai semacam guide bagi para penonton untuk memilih film yang akan diputar. Penonton dapat mencari tahu gambaran umum mengenai film, serta tema-tema yang mengiringinya, melalui ulasan dari setiap film.
Baca berbagai artikel menarik lainnya dari Nabilla pada halaman berikut.