Uncategorized

Dorong Kemajuan Perfilman di Bogor, 2-4 Mei Diadakan Bogor Menonton

Dorong Kemajuan Perfilman di Bogor, mulai tanggal 2 sampai 4 Mei 2016 nanti diadakan acara pemutaran film dan diskusi dengan nama nama Bogor Menonton. Dijelaskan oleh penanggung jawab acara, Hammad Ahmed yang juga merupakan founder Kantin Bioskop Keliling, acara ini terselenggara sebagai salah satu rangkaian acara hari jadi Kota Bogor ke-534. Melalui acara ini, berbagai pihak dapat memperoleh wawasan baru melalui berbagai film yang diputar dan juga diskusi yang dihadirkan.

Mengundang berbagai sekolah dari mulai SD sampai SMA, pemutaran tanggal 2 dan 3 Mei lalu disambut meriah oleh para hadiri baik pelajar maupun umum yang hadir. Salah satu tanggapan datang dari seorang siswa SDN 4 yang menganggap acara ini sangat seru, dan berharap dapat diadakan rutin sebulan sekali sekaligus diadakan penyuluhan mengenai cara membuat film. Secara khusus ia menyebut Mak Cepluk sebagai film paling disukai.

Mengenai Pemilihan Film dalam Bogor Menonton #1

Menurut juru program, film-film yang ditampilkan dipilih berdasarkan beberapa hal antara lain tema yang sesuai dengan peserta undangan yaitu dari berbagai sekolah, dan juga tema diskusi yang diangkat yaitu distribusi film. Baik Nilep, Mak Cepluk yang diputar tanggal 2 dan 3 Mei serta Siti dan Semalam Anak Kita Pulang yang diputar tanggal 4 Mei selama ini telah terdistribusi dengan baik, baik melalui pemutaran komunitas atau pun berbagai festival. Khusus bagi Nilep dan Mak Cepluk, kedua film ini dirasa cocok untuk diputarkan bagi audiense anak-anak yang hadir dalam beberapa sesi yang berbeda, selain pada sesi yang sama akan memutar animasi sejarah Bogor karya Dice Pikie Akbar.

peserta bogor menonton

Para peserta Bogor Menonton usai pemutaran Animasi Sejarah Kota Bogor, Nilep, dan Mak Cepluk.

Dari segi kualitas, prestasi yang ditunjukan film-film tersebut dalam berbagai festival film yang diikuti turut berbicara. Semalam Anak Kita Pulang dalam FFI 2015 turut menjadi nominasi film pendek terbaik, sedangkan dalam XXI Short Film Festival film ini dinobatkan sebagai pemenang kategori Film Fiksi Terbaik. Sementara SITI yang juga merupakan film produksi Fourcolours Pictures merupakan pemenang FFI 2015. Begitu pun dengan Nilep yang dan Mak Cepluk karya Wahyu Agung Prasetyo yang sama-sama masuk seleksi dalam XXI di tahun yang berbeda dengan Nilep terpilih sebagai film fiksi pilihan juri media dalam XXI Short Film Festival 2016.

Berikut sinopsis film-film yang ditampilkan dalam Bogor Menonton #1:

film-film bogor menonton

Nilep (Wahyu Agung Marsono)

Film pendek ini bercerita tentang sekumpulan anak yang berdebat ketika salah satu dari mereka ketahuan mencuri. Usai diam-diam berkunjung ke rumah pedagang yang barang dagangannya dicuri, anak pelaku pencurian ini pun membuat keputusan.

Mak Cepluk (Wahyu Agung Marsono)

Mak Cepluk ini menceritakan tentang segerombolan anak SD yang sedang bermain pletokan di tanah kosong. Permainan pun berlangsung seru saat tinggal dua anak yang masih bermain.

Siti (Eddie Cahyono)Film drama ini mengisahkan kisah Siti (Sekar Sari), seorang perempuan penjual peyek jingking di Parangtritis sekaligus menjadi pemandu karaoke di malam hari, setelah suaminya lumpuh dalam kecelakaan yang menenggelamkan kapal nelayannya sekaligus menjebak Siti dalam lilitan utang.

Semalam Anak Kita Pulang (Adi Marsono)

Bercerita tentang seorang Ibu yang merindukan kepulangan si anak. Sejak si anak pergi, berangkat kerja ke tempat yang jauh, Ibu ini tak lagi mendengar kabar dari anaknya. Kerinduan yang pada akhirnya menghadirkan bayangan dan kenangan akan si anak.

Diskusi Panel Saatnya Kenalkan Karyamu

Diskusi yang akan diadakan usai sesi pemutaran SITI dan Semalam Anak Kita Pulang tanggal 4 Mei mengangkat tajuk Saatnya Kenalkan Karyamu, dimana para narasumber yang diundang akan membagikan pengetahuannya tentang bagaimana karya film dapat terdistribusi dengan baik melalui berbagai ekshibisi maupun festival film.
Diskusi panel ini turut mengundang Adi Marsono, sutradara Semalam Anak Kita Pulang yang diputar dalam sesi tanggal 4 Mei. Adi Marsono yang tergabung dalam Fourcolor Pictures suatu rumah produksi yang bermula dari komunitas di Yogyakarta, akan membagikan pengalamannya tentang bagaimana film-film dari Fourcolor Pictures terdistribusi, sekaligus audiens yang hadir dapat mengulik bagaimana sistem distribusi alternatif di Yogyakarta berjalan selama ini. Hadir juga pendiri dan pengelola Infoscreening yang akan membagikan pengetahuannya seputar komunitas yang ia temui, dimana sineas dan pembuat film dapat membagikan karyanya pada kanal-kanal yang dibangun oleh komunitas film.

Most Popular

To Top