Boemboe Forum adalah forum pembuat film pendek Indonesia tahunan. Sejak 2004 diadakan di Jakarta, kecuali tahun 2012 di Yogyakarta, mengundang 4 hingga 8 pembuat film pendek dari berbagai kota, untuk saling mempresentasikan dan mendiskusikan karya mereka. Organisasi boemboe berdiri sejak 2003, fokus sebagai konsultan festival film dan kurator untuk program outreach film pendek Indonesia (FB Group: boemboe).
Boemboe Forum 2017 akan menampilkan 5 pembuat film pendek Indonesia. Forum ini bermaksud mempertemukan pembuat film, dari genre dan latar belakang yang berbeda, dengan penonton umum dalam sebuah ruang bagi pertanggungjawaban kreatif atas pilihan artistik masing-masing pembuat film. boemboe bekerja sama dengan Paviliun 28, Kedai Suwe Ora Jamu dan Kongkow Grafis pada acara yang telah memasuki tahun ke-14 ini. Acara gratis dan terbuka untuk umum.
Daftar Pembuat Film beserta karyanya:
Galang E. Larope – Seko, 14 min, 2016, animasi, Jakarta
Di desa yang tenang, suatu malam terdengar letusan kencang
Chrisila Wentiasri – Anak Koin, 33 min, 2016, dokumenter, Bandar Lampung Pelabuhan Bakauheni sebagai pelabuhan yang termasuk sibuk dalam menjalankan aktivitas jasa penyeberangan memunculkan banyak profesi baru yang tidak diakui legalitasnya. Anak Koin contohnya. Tak sedikit anak di lingkungan pelabuhan yang menggantungkan hidup mereka pada profesi penuh atraksi berbahaya dan terlarang ini. Agus akan membawa kita mengetahui bagaimana kehidupan anak koin sebenarnya.
Bryan Arfiandy – NJ*NG, 4 menit 27 detik, 2016, animasi, Tangerang
Mikael memiliki sebuah kebiasaan yang telah ia pelihara sejak kecil. Kebiasaan ini ternyata berdampak buruk pada dirinya.
Bani Nasution – Sepanjang Jalan Satu Arah, 16 min, 2016, dokumenter, Yogyakarta
Sepotong kisah perbedaan prinsip antara ibu dan anak dalam memilih calon pemimpin daerah, ketika faktor agama yang dianut sang calon menjadi pertimbangan penting dan genting bagi si ibu.
Makbul Mubarak – Ruah, 27 min, 2016, fiksi, Tangerang
Halim Hardiyanto adalah seorang tokoh masyarakat yang rajin beribadah dan bersedekah. Ia yang sudah beristri bermaksud menikahi seorang wanita yang jauh lebih muda dari dirinya untuk tujuan ibadah. Akan tetapi istrinya tidak setuju dan menyumpahi Halim jika nekat menikah lagi. Kemalangan dan kejadian aneh berduyun-duyun datang setelah Halim menikahi Mega, wanita muda itu.