Film yang berjudul Bulu Mata, menggambarkan kehidupan sehari-hari transgender yang menetap di Kab.Bireun-Aceh, hubungan antar sesama transgender, hubungan dengan masyarakat sampai hubungan dengan keluarga. Selain itu bagaimana pandangan kelompok transgender sendiri (sebagai etnis Aceh asli) menyikapi pemberlakuan qanun jinayah/ Syariat Islam di Aceh. Bagaimana tantangan, kekuatiran dan kesempatan apa yang mereka lakukan ketika harus bertahan hidup dibumi dimana mereka dilahirkan dan dibesarkan.
Seperti yang juga disampaikan oleh para narasumber dalam film tersebut, ada beberapa kekuatiran yang dialami oleh mereka (kelompok LGBT) sebagai warga Aceh. Sulitnya akses izin usaha (salon) bagi transgender sampai kehidupan yang sulit sebagai etnis Aceh yang kebetulan LGBT.
Gambaran dalam film itu hanya satu contoh kecil dari kehidupan kelompok transgender dan LGBT secara umum di wilayah Aceh maupun Indonesia. Sulitnya hidup menjadi diri sendiri dan berekspresi dialami juga hampir semua individu/kelompok LGBT di Indonesia. Kebijakan qanun Jinayah di Aceh, hanya satu contoh dari minimal 14 kebijakan daerah (Perda) yang mengkriminal atau menyamakan kelompok LGBT sebagai pelacur (Misalnya Perda kota Palembang, Propinsi Sumsel, Pekan Baru, Sumeneb, Kab.Kerinci, Padang Panjang, Lampung Selatan dst). Kelompok transgender dan LGBT umumnya dalam kebijakan pemerintah masih ditempatkan sebagai kelompok yang bermasalah secara sosial.
(Pengantar oleh SuaraKita)
Lokasinema #2: Was-Was-An Transgender dalam Media dan Realita
Memutarkan:
Bulu Mata (Tonny Trimarsanto, 61”, 2015)
Eksposur:
Film Dokumenter Panjang Terbaik Festival Film Indonesia 2017
Finalis Kompetisi Film Dokumenter Panjang Festival Film Dokumenter 2016
Program “Asian Docs” Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2017
Moderator: Esa Hak (pembuat film dokumenter)
Narasumber: Teguh Iman Affandri (Suara Kita, Jakarta)
Tonton #dilokasi
@lo.ka.si Coffee & Space (Jl. Ir. H.Djuanda No.92, Coblong, Kota Bandung)
Rabu, 21Februari 2018
Pukul 18.30 WIB
RSVP: http://bit.ly/rsvplokasinema
Karcis Rp20.000,-
Seluruh hasil penjualan karcis akan diberikan kepada kelompok transgender Aceh yang sempat menjadi korban persekusi melalui program galang dana Suara Kita.
Tak bisa ikut pemutaran tapi mau bantu?
Transfer ke: 124-000-6658-729 an Perkumpulan Suara Kita (Bank Mandiri, swift code: BMRIIDJA)
Apabila sudah berdonasi, hubungi Suara Kita dan kirimkan data diri ke office@psk.or.id