




Pameran MTN Lab: Residensi Jakarta – Rules of the Game menjadi hasil akhir dari residensi intensif yang melibatkan seniman dan kurator dari berbagai daerah di Indonesia. Program di bawah platform KRITIK! Lab Kuratorial & Seni Kontemporer ini adalah inisiasi Kementerian Kebudayaan melalui program Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya dan Forum Lenteng. Di dalam residensi, para partisipan dibekali materi-materi mendalam melalui kuliah umum, kelas intensif, kunjungan studio, praktik kolaboratif, hingga diskusi kritik. Topik-topik yang dipelajari antara lain epistemologi seni kontemporer, media art, artistic research, jejaring Global South, manajemen pameran, dan pendekatan ruang.
Berbagai jenis karya yang dikreasikan oleh 28 seniman dan dikurasi oleh 12 kurator dipresentasikan dalam Pameran MTN Lab: Residensi Jakarta – Rules of the Game. Di antara beragam karya tersebut, dari lukisan, sound, hingga instalasi, ada beberapa karya video dan film pendek yang bisa “ditonton” oleh pengunjung. Video-video tersebut menunjukkan performativitas, eksistensi tubuh dan teknologi video sendiri sebagai bagian dari keutuhan karya.
Penayangan video di ruang galeri atau museum menghadirkan pengalaman “menonton” yang berbeda dari layar film konvensional. Ruang putih, gelap, atau instalatif memungkinkan tubuh penonton bergerak, berhenti, keluar–masuk, serta merasakan video sebagai ruang, bukan sekadar tontonan linier. Pada akhirnya, tubuh-tubuh pengunjung tidak lepas dari performativitas video-video itu sendiri.
Adapun karya-karya yang diputar secara looping selama pameran adalah: Fishguts (Ananda Firman Syarif), Mass in B Minor (Reversed) (Taufiqurrahman Kifu), Listening Ancestral Memories from the Future (Ada, Repetisi, Distorsi, Ada, Ada, Ada) (Kezia Celinda Yanti Rantung), Denyut yang Berdebar (Rahmania Nerva), Melati Setegal: Sastra–Kala-Rupa (Giri Nugraha), Oa Mbele (Agusto Simor), I Remember When I Remember (Nisa Ramadani), Echo (Azwar), The Porter (Ali Satri Efendi), Looping Tides (Kholif Mundzir A), Huhujanan (Wildan Iltizam), dan instalasi video dua kanal yang berjudul Parno Icon (Rahmat Gunawan).
Pameran dibuka untuk umum dan dapat dikunjungi selama satu bulan, dari tanggal 16 November – 15 Desember 2025 di Galeri Nasional Indonesia (Gedung B dan D). Publik diundang menyaksikan bagaimana para peserta merespon materi residensi melalui penciptaan karya yang kritis dan membuka kemungkinan pembacaan baru terhadap medan seni Indonesia hari ini.