Festival

FFI 2017 penuh hal yang berbeda, apa saja itu?

Infoscreening.co – Ada yang berbeda dalam Festival Film Indonesia tahun ini. Jika pada penyelenggaraan sebelumnya penuh dengan aturan ketat yang oleh sebagian kalangan dianggap “menghambat” perayaan insan film nasional tahunan ini, maka ada beberapa hal yang berubah. Apa saja itu?

Pertama, dulu film yang ikut harus mendaftar dan menyerahkan bukti lolos sensor dari Lembaga Sensor Film (LSF). Kini asosiasi yang mencari film yang layak menjadi nomine. Lalu juri melibatkan berbagai asosiasi profesi dan individu sehingga terasa beragam dari komposisi juri, bahkan kategori animasi memiliki juri yang usianya di bawah 30 tahun.

Dalam acara konferensi pers yang bertempat di Auditorium 11 CGV, Mall Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (24/10/2017), beberapa anggota dewan juri berbicara mengenai FFI 2017 dan apa kriteria mereka tahun ini.

Riri Riza, Ketua Bidang Penjurian FFI 2017 mengungkapkan bahwa untuk film terbaik, filmnya harus memiliki kejernihan gagasan dan relevan dengan situasi dan perkembangan zaman. Lalu, gagasan dihadirkan dengan kualitas teknik dan estetika yang tinggi. Kriteria ketiga adalah profesionalisme. Film yang bagus merefleksikan profesionalisme dan keterampilan pembuat film dalam mewujudkan gagasannya.

Juri-juri FFI yang hadir dalam acara. Juri-juri merupakan perwakilan asosiasi yang dipilih, juga ada juri mandiri yang tidak mewakili asosiasi. (dokumentasi oleh Takdir)

Baca juga: Persaingan Ketat Kartini dan Pengabdi Setan di FFI 2017

Hal lain yang berubah adalah juri mulai melirik pemutaran film non bioskop mainstream. Sebagai contoh film Posesif yang sudah diputar di beberapa tempat pemutaran alternatif dan dalam proses untuk masuk bioskop jaringan, masuk dalam nominasi film terbaik. Lalu tak perlu mendaftar untuk masuk nominasi, semua film Indonesia yang rilis baik terbatas maupun luas pada jangka waktu tertentu memiliki kesempatan sama untuk dinilai.

“Yang menyatukan pengalaman menonton kita adalah gagasan, pesan subliminal yang bisa ditangkap oleh penonton,” tambah sutradara film Gie ini.

Istilah Film Bioskop juga diganti menjadi ‘Film Cerita Panjang’,” ujar Totot Indrarto, wakil ketua FFI 2017. Ini tentunya untuk mengakomodasi film-film cerita panjang yang memulai penayangan di tempat pemutaran alternatif seperti Turah dan Siti tahun lalu. Jadi film apa saja yang akan menang di FFI tahun ini? Kita tunggu saja 11 November nanti di Manado.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular

To Top