Berita

Film “Turning 18” Tandai 18 Tahun Hadirnya FFD

Tulisan merupakan bagian dari program apprenticeship Infoscreening

Yogyakarta merupakan destinasi yang sangat tepat untuk disambangi di akhir tahun bagi para penikmat film di seluruh tanah air. Setelah terselenggaranya JAFF yang ke-14 pada tanggal 19 hingga 23 November 2019 lalu, kota ini seakan tidak memberi jeda dengan segera menyuguhkan satu lagi festival film bergengsi, yakni Festival Film Dokumenter (FFD) 2019. Tepat pada pukul 19.45 WIB, 1 Desember 2019, FFD resmi dibuka oleh Henricus Pria selaku direktur festival yang sekaligus memberi sambutan untuk para tamu undangan, juri, dan penonton yang hadir.

Menuju Kematangan

Dibukanya perhelatan FFD kali ini menandai hari jadi ke18 festival film tersebut. Film dokumenter asal Taiwan dengan judul Turning 18 (Ho Chao Ti, 2018) yang dipilih sebagai film pembuka seakan menyuarakan sebuah pernyataan bahwa festival film ini telah mencapai usia transisi menuju kematangan. Pencapaian selama 18 tahun tersebut tentu tidak muncul ke permukaan dengan begitu saja, Henricus Pria pada sambutannya meyakini bahwa proses yang terangkai secara berkelanjutan selama penyelenggaran festivallah yang menjadi landasannya.

Turning 18 sendiri berkisah tentang dua remaja perempuan Taiwan, Chen dan Pei, yang sedang dalam fase menuju usia 18 tahun. Keduanya memiliki kehidupan yang tidak jauh berbeda, lahir ke dalam keluarga yang tidak lengkap membuat keduanya mencoba mencari kehidupan yang layak di luar rumah. Pei memilih tinggal bersama kekasihnya, sedangkan Chen lebih ingin fokus bersekolah dan latihan Taekwondo. Takdir membawa mereka ke jalan berliku, Pei menikahi kekasihnya dan pada akhirnya memiliki anak laki-laki. Chen tinggal di panti rehabilitasi karena kekerasan seksual yang ia alami.

Dengan beranjaknya FFD ke usia yang matang, festival ini lantas tumbuh sebagai sebuah wadah yang tidak hanya diperuntukkan untuk pemutaran film dokumenter semata, tetapi juga berkembang sebagai ruang diskusi, belajar dan berkarya. Direktur program FFD 2019, Ayu Diah Cempaka menjelaskan secara sekilas program-program yang tersaji untuk festival kali ini saat malam pembukaan. Terdapat sebanyak 15 program yang diusung, yakni Perspektif; Spektrum; Focus on Canada; Focus on Korea; Layar Lebar, Layar Kekerasan; Ekhibisi yang terdiri dari beberapa bagian, yakni The feeling of Reality; Etnografi Indrawi; dan Lanskap. Ada pula program interaktif seperti, DocTalk; Public Lecture; SchoolDoc; Lokakarya kritik film; dan Le Mois du Documentaire. Sebagian program tersebut merupakan program yang rutin diselenggarakan setiap tahun, namun ada pula program yang dirancang secara khusus, seperti program spektrum yang pada perhelatan kali ini dikhususkan untuk penayangan film dokumenter animasi.

Merespons Isu Sekitar

Selain itu, FFD juga peka akan isu-isu sosial baik di lingkungan perfilman maupun secara umum. Hal ini dapat dilihat dari adanya kampanye perlawanan terhadap kekerasan seksual di komunitas perfilman bersama gerakan #SinematikGakHarusToxic melalui banner-banner yang dipajang di area festival. Selain itu, FFD juga memfasilitasi para penyandang disabilitas terutama tunarungu dengan bantuan juru bahasa isyarat pada saat malam pembukaan berlangsung. Hal ini seakan menjadi sebuah gestur yang diperlihatkan oleh FFD dalam menempatkan diri sebagai sebuah ruang yang aman dan nyaman bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya.

Keanekaragaman program maupun isu-isu yang diangkat pada perhelatan FFD kali ini mengindikasikan sebuah kompleksitas pandangan anak berumur 18 tahun dan keingintauannya. FFD sebagai sebuah festival terus bertumbuh, berproses, dan memantapkan diri bersama dengan individu-individu yang bersinggungan dengannya. Kemeriahan FFD tahun ini dapat dinikmati dari tanggal 1 hingga 7 Desember 2019 di Taman Budaya Yogyakarta, IFI-LIP Yogyakarta, ISI Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, dan Kedai Kebun Forum.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular

To Top