Artikel
Film Dokumenter “GELORA: Magnumentary of Gedung Saparua”: Saksi Bisu Tumbuh Kembang Musik di Bandung
(Jakarta, 6 Juni 2021) Rich Music, bekerja sama dengan Hazed Production, mempersembahkan film dokumenter GELORA: Magnumentary of Gedung Saparua garapan sutradara Alvin Yunata. Film yang menyoroti perjalanan komunitas musik rock dan metal di Gedung Saparua, Bandung, ini telah dipastikan akan tayang di Website Rich Music, Extreme Moshpit, Vidio, Loket, dan Rock Nation mulai 15 Juni 2021.
Untuk menyambut film dokumenter ini, penayangan perdana diselenggarakan secara terbatas pada tiga kota, yaitu pada 6 Juni di CGV Grand Indonesia, Jakarta, disusul dengan pemutaran spesial di Bandung pada 7 Juni, dan di Medan pada 8 Juni.
Berdurasi satu jam, film GELORA: Magnumentary of Gedung Saparua dihadirkan untuk mengapresiasi sejarah skena rock-metal di Indonesia. Musisi dari berbagai generasi dilibatkan menjadi narasumber. Selain Sam Bimbo, ada juga Arian13 (Vokalis Seringai), Dadan Ketu (Manajer Burgerkill/Riotic Records), Eben (Gitaris Burgerkill), Suar (Mantan Vokalis Pure Saturday), Wendi Putranto (Jurnalis musik, Manajer Seringai), Candil (Mantan Vokalis Seurieus), Fadli Aat (Diskoria), Buluks (Superglad, Kausa), Idhar Resmadi (Jurnalis musik), dan masih banyak lagi.
Film diawali dengan kisah sejarah tentang kota Bandung sejak era Hindia Belanda, yang menjadi awal mula terbentuknya tradisi komunal, kemudian tentang masyarakat yang gemar berkumpul untuk menyaksikan berbagai pertunjukan musik, dan tentunya tentang sejarah awal berdirinya GOR Saparua pada tahun 1961. Tempat yang sesuai namanya diperuntukkan sebagai gelanggang olahraga ini rutin digunakan untuk pertunjukan musik. Gedung ini juga secara organik menjadi saksi sejarah tumbuh kembang skena musik underground di Bandung. Selain wawancara dengan para tokoh tadi, film ini juga turut mengantarkan cerita-ceritanya melalui berbagai dokumentasi. Sayangnya, GOR Saparua kini tidak lagi dipergunakan untuk pertunjukan musik.
GOR Saparua adalah bukti tuntas dari semangat tak kenal menyerah yang ditampilkan oleh para pegiat musik di Bandung. Bahkan Alvin, sang sutradara, mencatat bahwa acara musik di Saparua sudah ada sejak tahun 1963. Mulai dari Aneka Nada, band yang diperkuat oleh Sam dan Acil Bimbo, serta Guntur Soekarno Putra, Gedung Saparua kemudian dimaksimalkan penggunaannya oleh generasi-generasi berikutnya, terutama oleh angkatan 90-an.
Gedung Saparua merupakan sebuah tempat berkumpulnya pelaku dan penikmat musik untuk berkegiatan, berjejaring, dan tumbuh bersama. Atas dasar pentingnya tempat ini bagi sejarah musik Bandung, bahkan nasional, Alvin memutuskan untuk membuat film dokumenter GELORA: Magnumentary of Gedung Saparua. Film ini diharapkan dapat menggugah berbagai pihak untuk menjaga semangat berjejaring, guyub, dan mendorong munculnya sebuah tempat baru bagi generasi selanjutnya, sekaligus menggugah pihak-pihak yang memiliki kapasitas untuk mendorong tempat ini menjadi cagar budaya atas dasar sejarah dan usianya.
Baca juga: Arian13 dan Eben Burgerkill Berbagi Cerita dalam Teaser “GELORA: Magnumentary of Gedung Saparua”
Tentang Rich Music
Rich Music adalah sebuah movement yang didedikasikan bagi pecinta musik dalam rupa platform digital. Hadir sebagai alternatif media, berbagai program seperti showcase, talk show, serta news media menjadi penggerak aktivitas secara berkala. Di kanal berita online dan aktivitas talkshow, Rich Music membahas segala isu, fenomena, dan pergerakan yang ada di ekosistem musik itu sendiri. Rich Music digarap oleh divisi media dari Reach & Rich Records and Artist Management. Saat ini, Reach & Rich Records and Artist Management menaungi manajemen dari Rocket Rockers, Revara, Anarcute, Sunrise, Hoolahoop, Ifan Ohsi dan Captivate.