“Kayaknya gue mesti bikin cerita dari sini,” gumam Riri Riza saat melihat lanskap Sumba untuk syuting film Pendekar Tongkat Emas. Mimpi ini tidak langsung terwujud, butuh beberapa tahun mengerjakan proyek-proyek lain sampai akhirnya Riri menyelesaikan Humba Dreams yang filmnya bisa kita tonton di Netflix sejak 9 Juli 2020.
Pada konferensi pers daring yang dilakukan pada Jumat (10/7) Riri Riza selaku Sutradara film Humba Dreams berikut Mira Lesmana sebagai produser menceritakan perjalanan panjang mereka sampai akhirnya film ini bisa tayang secara massal.
Bertemu Netflix
Humba Dreams pertama kali diputar di Shanghai International Film Festival pada Juni 2019, kemudian diputar keliling di lima kota besar Indonesia barengan dengan komunitas-komunitas film.
Rencananya Humba Dreams mau diputar di bioskop terbatas tetapi terhalang karena pandemi corona. “Netflix mengontak kami dan menanyakan kira-kira film apa dari Miles yang bisa diputar dan kami langsung nyodorin Humba Dreams,” cerita Mira Lesmana.
Menanggapi pernyataan Mira, Riri berkomentar kalau Netflix sebagai medium pemutaran Humba Dreams adalah langkah yang tepat. Netflix saat ini adalah platform yang identik dengan anak muda sedangkan Humba Dreams sendiri mengangkat proses pencarian jati diri seorang anak muda.
Kampung dan kenangan
Humba Dreams bercerita tentang tokoh Martin (J.S Khairen) anak muda yang lahir dan besar di Sumba kemudian merantau ke Jakarta dan sekolah film. Martin diminta ibunya untuk pulang kampung untuk membuka kotak wasiat almarhum ayahnya.
Film ini menggambarkan bagaimana Martin berusaha kembali beradaptasi dengan kehidupan di kampung halamannya karena sudah terlalu lama terpapar kehidupan ibu kota. Ada bumbu romantika juga saat dia berkenalan dengan perempuan lokal Ana (Ully Triani).
Baca juga: Bersiap Menyambut Film Terbaru Riri Riza, Humba Dreams, di Netflix
Seperti film-film Miles sebelumnya, menonton Humba Dreams tidak hanya disuguhkan cerita, problem, dan drama tetapi juga muatan lokalitas. Mira Lesmana dan Riri Riza memang sengaja menggarap tema-tema lokalitas dengan latar Indonesia timur untuk sekadar mengingatkan kalau Indonesia demikian luas, ide dan kreativitas tidak hanya melulu berpusat di barat.
“Kami juga berharap film ini menjadi pemantik untuk sineas-sineas muda yang kebingungan mengenai ide cerita atau film. Kenapa enggak menggali ke dalam diri sendiri dulu. Saya rasa ide itu akan selalu ada dan sebenarnya ada di dekat kita,” tutup Riri Riza.