JAKARTA – Kumparanplus merilis film terbaru arahan sutradara Azzam Fi Rullah dan Alzein Putra Merdeka berjudul Kuburan Berjalan. Karya dua sutradara dengan alias Amer Bersaudara ini, merupakan surat cinta untuk subkultur horor yang populer pada satu dekade lalu.
Film teranyar arahan Amer Bersaudara ini terinspirasi dari film-film horor yang terkenal saat mereka masih remaja pada era 2000-an. Kuburan Berjalan merupakan kapsul waktu untuk kembali ke era tersebut, pada saat karya horor banyak berasal dari found footage, serial televisi misteri, dan video horor yang ramai di internet maupun lapak VCD bajakan.
“Cerita film ini sebenarnya udah cukup lama disimpan naskahnya oleh Azzam, sehingga waktu ditawari kerjasama dengan kumparan+ kami memutuskan untuk menawarkan film ini,” tutur Amer Bersaudara kepada Infoscreening melalui pesan singkat, sebelum film dirilis.
Terdistribusi di berbagai Kanal
Sejak beberapa tahun belakangan ini, Azzam dan Deka sudah malang melintang di dunia “B movies“. Beberapa karya mereka sebelumnya, antara lain; Goyang Kubur Mandi Darah dan Arumi dan Lidah Pocong, sarat dengan elemen yang semakin familiar ketika penonton melihat karya-karya mereka lainnya. Mulai dari erotisisme hingga komedi-horor yang dipadukan dengan baik.
Karya-karya kolaborasi Amer Bersaudara melalui rumah produksi Kolong Sinema ini juga ramai ditunggu penonton luring pada pemutaran-pemutaran alternatif. Mereka sudah menjadi ikon untuk B-Movies Indonesia. Ini tentu saja membawa warna unik dalam perfilman Indonesia. Mereka hadir dengan sesuatu yang berbeda tetapi ada dalam tiap benak penonton di Indonesia.
Pada Kuburan Berjalan, Amer ingin lebih menampilkan setting, gaya hidup, dan karakteristik orang Indonesia pada awal milenia. Elemen tersebut lebih mereka amplifikasikan dengan penggunaan kamera digital 8 dan handycam jadul, agar penonton bisa merasakan pengalaman otentik, layaknya kembali ke era tersebut.
“Bahkan, untuk mencari props (ponsel jadul), kami sempat ditipu beberapa kali lho, demi sinema,” ujar mereka sambil tertawa.
Baca juga: Unjuk Gigi Guerilla Filmmaking, The Boy with Moving Image Tayang di Bioskop Online
Amer mengaku bahwa sejumlah program televisi misteri yang populer pada masanya, menjadi inspirasi utama untuk Kuburan Berjalan. Sebagai contoh, serial televisi seperti Kismis dan Uka-Uka.
Di samping itu, inspirasi juga datang dari sejumlah karya film panjang seperti Pocong 2 (2006); Pocong 3 (2007); dan 40 Hari Bangkitnya Pocong (2008).
“Serta Misteri Bondowoso yang fenomenal itu,” tambahnya.
Setelah konsisten berkarya di industri film kelas B dalam beberapa tahun ini, Azzam dan Deka menilai bahwa penonton di tanah air pun secara bertahap mulai mengetahui tentang film B lokal yang ada. Jika ditelusuri melalui pencarian Google, sudah mulai muncul film maupun ulasan yang merayakan B movies.
Tentunya hal tersebut membuat Amer optimis terhadap eksistensi dan perkembangan film B di Indonesia. “(Semoga) Semakin banyak, meriah dan beragam,” tambahnya.
Mengenai Kumparanplus
Kumparanplus adalah platform pertama di Indonesia yang menyajikan konten multimedia eksklusif dari para expert dan kreator terbaik di bidangnya. Konten Kumparanplus adalah hasil kolaborasi dengan para konten kreator serta penulis terbaik di Indonesia. Ini adalah sebuah model menarik dalam distribusi film, sebuah bagian dalam ekosistem film yang selama ini menjadi kendala, terutama bagi pembuat film pendek. Selain itu, Kumparanplus juga menghadirkan konten kajian sinema bertajuk Ngaji Film Bareng Cinema Poetica yang diterbitkan bersama Cinema Poetica dan Review Netflix bareng Teppy yang ditulis oleh Stephany Josephine.
Project Manager Kumparanplus, Dea Anugrah menyebut kolaborasi dengan Amer Bersaudara merupakan suatu kehormatan bagi Kumparanplus. Ide kolaborasi untuk membuat film pendek horor khas kelas B berawal dari Dea dan kawan-kawan yang ingin menyajikan konten horor di deretan konten mereka yang beragam.
Keinginan untuk menggaet Azzam dan Deka semakin kuat setelah Dea dan kawan-kawan menonton filmografi dua sutradara tersebut. Akhirnya, kolaborasi tersebut berbuah manis dan Kuburan Berjalan kini tayang di Kumparanplus.
“Buatku pribadi, kesediaan Amer Bersaudara untuk bekerja sama ini suatu kehormatan, sih. Terima kasih banyak sudah mau mempercayakan karya yang brilian ini kepada kami, padahal platform kami masih baru,” kata Dea, Kamis (17/2/2022).
Sejak Kumparanplus diluncurkan awal 2021, Kuburan Berjalan merupakan karya film ketiga yang dirilis oleh platform premium media daring tersebut. Karya film maupun non-film yang diproduksi dan ditayangkan di Kumparanplus kurang lebih memiliki niche , yakni adanya keleluasaan untuk bereksperimen. Sebab itu, film terbaru Amer Bersaudara ini masuk sebagai ceruk kecil yang dicari oleh Dea dkk.
Baca juga: Mencari Film Madani Bersama Ekky Imanjaya
Di antara karya film yang ditayangkan di Kumparanplus yaitu Selamanya Warga Kampung Kebun Bayam, dokumenter tentang kehidupan warga kampung kota yang berubah karena pembangunan stadion di Jakarta Utara, karya Winner Wijaya. Kemudian Solo Love Story, dokumenter tentang kisah cinta tiga generasi di Solo, karya Fanny Chotimah.
Senada seperti Amer, Dea mengaku senang melihat semakin beragamnya konten yang tersedia, sejalan dengan semakin beragamnya pelanggan. Seperti halnya Azzam dan Deka, Dea pun turut bersukacita atas semakin banyaknya orang Indonesia yang menerima konten variatif.
Kepada Infoscreening, Dea terus terang bahwa dirinya secara personal suka dengan film-film yang “ajaib”. Maka tak heran Kuburan Berjalan masuk menjadi deretan terbaru pilihan konten yang dinilai ajaib.
Film Kuburan Berjalan karya Azzam Fi Rullah dan Alzein Putra Merdeka bisa ditonton di Kumparanplus, berlangganan minimal satu bulan dengan biaya Rp 20.000,- . Untuk berlangganan selama satu tahun, dengan harga promo Rp 100.000,-, pelanggan bisa mendapatkan kaos eksklusif film tersebut
Kumparan+ dan Kolong Sinema mempersembahkan
Kuburan Berjalan
Cast:
- Keke Ratnakania
- Julfikar Maha Putra
- Astrid Rahadiani Putri
- Amanda Gondowijoyo
Crew:
- Sutradara: Amer Bersaudara (Azzam & Putra Merdeka)
- Penulis: Azzam
- Produser: Kurnia Cahya Putra
- Penyunting Gambar: Azzam
- Penata Cahaya: Bagust Rafiy
- Penata Artistik dan Tata Busana: Michael Stefanus
- Prop Artist: Sandi Arianto, Mini Space Studio
- Penata Suara: Ignatius Air Abhipraya
- Penata Kamera: Shal Riva
- Asisten Produser: Saul Manurung
- Di Balik Layar: Avandrio Yusuf
- Penata Musik: Adit Bujbunen Al Buse
- Desainer Poster: Jailani
Durasi: 30 Menit
Tayang: 17 Februari 2022
