Berita

Laporan Naratif KDM #20: Kebijaksaan Dari Timur

Oleh Adi Rosidi Pandega

Klub DIY Menonton (KDM) adalah program pemutaran dan diskusi yang dilaksanakan pertama kali pada Maret 2016. KDM memosisikan diri sebagai program pemutaran dan diskusi yang berlangsung secara berkesinambungan, selaras dengan slogan dan seruan KDM: Durabilty! Sustanbility! Long Live Alternate Screening! Tahun 2017 merupakan tahun kedua KDM menyelenggarakan program pemutaran dan diskusi film. Tahun ini KDM kembali didukung oleh Seksi Perfilman Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta serta dikelola secara kolaboratif oleh SAAP – Think & Create, Paguyuban Filmmaker Jogja, dan Yuk Nonton!!!

Tema besar yang menjadi payung program pemutaran KDM tahun 2017 adalah “Sinema & Konteksnya”. Tema tersebut dipilih karena relatif fleksibel untuk mengelola dan membaca dinamika sinema dalam topik yang luas dan beragam, misalnya: sinema dan politik, sinema dan sejarah, sinema dan gender, sinema dan kota, dan lain sebagainya.

***

Tema yang diangkat dalam acara KDM #20 yang diselenggarakan pada hari Jumat (28 Juli 2017) adalah Kebijaksanaan dari Timur. Loop Station yang letaknya di pusat kota menjadi alasan panitia untuk menyelenggarakan KDM #20, sehingga penonton dapat dengan mudah mencapai venue acara. Dalam pengantaranya, Suluh Pamuji selaku programer KDM, mengolah tema Kebijaksanaan dari Timur berdasarkan teori dari Robert Sternberg, salah satu profesor di bidang human development. Robert Sternberg mendefinisikan kebijaksanaan sebagai keseimbangan antara pemahaman manusia tentang dirinya sendiri (intapribadi), orang lain (antarpribadi), dan berbagai aspek kehidupannya (esktrapribadi). Keseimbangan individu atas tiga aspek tersebut kemudian menentukan baik-buruk dan benar-salah tindakan yang diambil seseorang. Jika ketiga aspek tersebut dapat dipenuhi, maka seseorang dianggap telah mampu menerapkan konsep kebijaksanaan yang menyeluruh.

Dinamika Pemutaran

KDM #20 menjadi pemutaran film dan diskusi perdana yang digelar setelah lebaran. Acara kali ini dihadiri sekitar 40-an penonton. Rata-rata penonton yang hadir berasal dari komunitas kampus maupun komunitas perfilman di Yogyakarta. Ketiga film yang diputar dalam KDM #20 antara lain:

  • Suang Ming

Sebuah film yang menceritakan tentang sepasang kekasih dari etnis Tiongkok yang ragu-ragu dalam memantapkan pilihan satu sama lain. Keraguan tersebut timbul karena adanya ramalan terhadap mereka berdua yang menyatakan bahwa keduanya tidak cocok satu sama lain.

  • Kemunculan Firaun dalam Kisah yang Biasa

Film ini menceritakan tentang kepolosan anak kecil yang tidak mau memakai sandal barunya dikarenakan ada tulisan Allah di situ.

  • For The Sun

Film yang bercerita soal seorang anak kecil yang baju seragamnya bau. Kekeringan yang melanda desa tempatnya tinggal mendorong si anak tersebut untuk melakukan ritual-ritual guna menurunkan hujan.

Film yang dihimpun dalam satu slot pemutaran tersebut berhasil menyedot perhatian penonton. Mereka tampak fokus mengikuti alur cerita masing-masing film, meskipun terlihat beberapa penonton lain yang terlambat hadir dan baru bergabung pada saat pemutaraan tengah berlangsung.

Dinamika Diskusi

Narasumber diskusi pada pemutaran kali ini ada dua orang, yaitu Daud (editor dari film For The Sun) dan Suluh Pamuji selaku Programer acara serta dimoderatori oleh Reza Fahriyansah. Diskusi berjalan seru dan menarik.

Pertanyaan pertama yang dilempar oleh Reza sebagai pemantik diskusi adalah “ketiga film ini semacam memberikan [gambaran] kebiasaan yang secara tidak sadar kita lakukan. Ketika suatu hal yang tidak bisa kita terima, akhirnya kita melampiaskannya ke hal-hal seperti ramalan dll. Menurut mas Suluh, ketiga film ini arahnya akan kemana?”. “Harus diakui peradaban sekarang semakin berkembang. Sekarang ini antara Timur dan Barat semakin tidak ada batas, artinya semakin memengaruhi. Akan tetapi, ada juga yg mengatakan bahwa Timur dan Barat tidak relevan dalam konteks kebijaksanaan, namun sejak zaman dulu selalu ada coraknya, yakni bagaimana cara masyarakat menghadapi persoalan,” jawab Suluh.

Lalu Reza melempar pertanyaan untuk mas Daud berkaitan dengan ide pembuatan film For The Sun. “Sebenarnya itu dari keresahan pribadi sutradara menyikapi tentang pemanasan global. Cara yang dipakai untuk menceritakan keresahan tersebut pun memakai cara-cara tersendiri, sampai menyangkut tentang tata cara dalam Islam yang diajarkan oleh Sunan Kalijaga” tukas Daud.

Penonton terlihat fokus mengikuti jalannya diskusi sembari memutarkan kotak donasi. Meski tidak banyak pertanyaan malam itu, tetapi tak satu pun penonton beranjak dari tempat duduknya. Acara pemutaran film dan diskusi KDM #20 kemudian ditutup dengan foto bersama.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular

To Top