Tulisan ini merupakan hasil program apprenticeship Infoscreening.
Kerja sama antarkru merupakan salah satu aspek penting ketika sedang memproduksi sebuah film. Pengetahuan mengenai pembagian tujuh departemen dalam produksi film, yaitu tim produksi, skenario, penyutradaraan, sinematografi, suara, artistik, dan penyuntingan, sudahlah meresap di benak pegiat medium ini. Namun, perlakuan khusus terhadap sosok sutradara dari tim penyutradaraan sangatlah nyata. Karenanya, sulit untuk mengabaikan pandangan menyedihkan berupa pemahaman bahwa departemen-departemen lain hanyalah sebatas tim pendukung saja.
Pada tanggal 12 November 2019, Himpunan Mayor Institut Kesenian Jakarta dari Departemen Artistik mencoba melawan pandangan tersebut dengan menghadirkan sosok Teddy Setiawan Kho. Teddy adalah Art Director asal Indonesia yang telah bekerja di berbagai produksi film skala internasional. Bagi Dimas Bayu selaku ketua panitia, acara diskusi bersama Teddy Kho di Ruang Sjumandjaya Art Cinema FFTV IKJ ini bertujuan untuk membagikan pengalaman serta pengetahuan mengenai cara kerja Departemen Artistik pada produksi luar negeri. Harapannya hal itu dapat dibandingkan dengan cara kerja Departemen Artistik di Indonesia oleh para peserta acara. Penulis pun berharap komparasi ini dapat memperkaya pemahaman mengenai pentingnya peran Departemen Artistik dalam pembuatan sebuah film.
Mengenal Lebih Jauh Sosok Teddy Setiawan Kho
Teddy Setiawan Kho merupakan alumni dari Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung dengan jurusan Desain Produk. Sebelum masuk ke dalam dunia perfilman, dirinya bekerja sebagai Exhibition Designer. Barulah pada akhir tahun 2013, Teddy masuk ke industri film dan bekerja sebagai runner sekaligus penerjemah dari Departemen Set Decorator dalam film Blackhat (2015) yang disutradarai oleh Michael Mann. Melalui kesempatan tersebut, dirinya berkenalan dengan sineas-sineas asing dari Tim Artistik berkompetensi tinggi, seperti Guy Hendrix Dyas yang dikenal sebagai Production Designer dari film Inception (2010) dan Victor J. Zolfo selaku Set Decorator untuk film The Curious Case of Benjamin Button (2008) yang memenangkan penghargaan Oscar pada tahun 2009 lalu. Perjalanan ini merupakan gerbang awal dari kesuksesannya kini.
Dari Berbagi Pengalaman Hingga Etika Bekerja
Dengan sikap percaya diri, Teddy pun mempresentasikan materi yang telah disusunnya secara khusus untuk acara diskusi ini. Dimulai dengan tiga pembagian divisi dalam Departemen Artistik, yaitu Tim Desain, Tim Set Decorator, dan Tim Properti. Masing-masing memiliki turunan kru dengan peran yang spesifik. Misalnya Art Director yang bekerja dalam divisi Tim Desain memiliki peran bertanggung jawab atas ruangan fisik tak bergerak yang dikonstruksi manual dengan ukuran objek lebih dari 1,2 meter. Sehingga objek-objek di luar karakteristik tersebut secara otomatis masuk ke dalam tanggung jawab Tim Set Decorator.
Melanjutkan pemaparannya , Teddy pun memberikan beberapa contoh berupa sketsa denah setting film serta foto proses-proses berbagai film yang telah dikerjakannya. Dari film serial Netflix berjudul Marco Polo (2015) hingga John Wick: Chapter 3 – Parabellum (2019) unit Maroko. Tak lupa ia pun menyisipkan beberapa info menarik mengenai pekerjaan-pekerjaan khusus pada Departemen Artistik dalam produksi film asing, seperti tim spesialis cat dan tim spesialis setting kebun & kolam.
Baca juga: Bawa 12 Film, Tolerance Film Festival 2019 Siap Bertemu Publik
Setengah perjalanan diskusi ini, penulis menyadari sesuatu bahwa sosok Teddy tidaklah pelit ilmu. Hal ini diperjelas melalui pengalaman-pengalaman yang ia berikan kepada peserta acara tidak hanya berkutat pada hal teknis, namun juga saran mengenai etika bekerja. Ia kerap kali menekankan bahwa kenyamanan seluruh kru dari Departemen Artistik merupakan sebuah keharusan. Karenanya, bersikap tepat waktu, berkata baik dan sopan wajib dilaksanakan.
Pemikiran di atas kemudian diperkuat melalui wawancara pribadi penulis dengan Teddy setelah acara berakhir mengenai harapannya terhadap calon sineas-sineas muda Indonesia, terutama yang mengambil jalur Departemen Artistik, “ Dengan kemudahan akses informasi, harapannya adalah kemunculan sineas-sineas baru di Art Department yang betul-betul minat, berkomitmen dan berkualitas dari Indonesia yang tidak kalah dari saingan-saingan kita dari negara regional Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Thailand.”
Jika berminat lebih jauh lagi mengenai pembahasan ini, keseluruhan diskusi dapat ditonton pada akun Youtube CHANNEL FFTV IKJ.