Berita

Menyambut Locarno Film Festival 2020 di Layar Gawai

Pandemi Covid-19 masih belum menunjukkan tanda akan berakhir. Tak mau terus berada dalam situasi sulit, sejumlah pergelaran film bersiasat mencari celah untuk tetap terselenggara. Salah satu kabar baik datang dari festival prestisius dunia Locarno Film Festival. Dikabarkan festival ini akan hadir pada 5-15 Agustus 2020 baik secara luring (offline) maupun daring (online). Berbagai program beserta daftar film yang akan ditayangkan pun telah dirilis.

Wajah Indonesia di Locarno

Selain festival besar dunia ini dapat dinikmati melalui layar gawai, yang tak kalah spesial tahun ini adalah hadirnya film-film Indonesia di program Open Doors. Menurut situs resmi Locarno Film Festival, program ini memang diinisiasi atas dasar komitmen mengeksplorasi dan memperkenalkan film beserta pembuatnya kepada publik yang lebih luas. Dan tahun ini negara-negara kawasan Asia Tenggara seperti Myanmar, Indonesia, Filipina, dan Malaysia yang diberi ruang untuk unjuk karya.

Baca juga: “The Science of Fictions” Karya Sutradara Yosep Anggi Noen Bersaing di Locarno Film Festival 2019

Sederet film Indonesia yang akan tayang secara daring adalah Atambua 39° Celsius (Riri Riza, 2012), What They Don’t Talk About When They Talk About Love (Mouly Surya, 2013), Kucumbu Tubuh Indahku (Garin Nugroho, 2018) dan di film pendek ada On Friday Noon (Luhki  Herwanayogi, 2016), Kado (Aditya Ahmad, 2018), dan Tak Ada yang Gila di Kota Ini (Wregas Bhanuteja, 2019). Tak hanya itu, sederet film tersebut akan berkompetisi dengan hadiah 1.500 CHF (sekitar Rp24 juta) untuk film pendek dan 2.000 CHF (sekitar Rp32 juta) untuk film panjang. Film-film itu dapat dinikmati via daring mulai tanggal 5-15 Agustus di situs Locarno Film Festival. Pemutaran dalam program ini gratis namun dibatasi hingga 1.500 pengunjung. Locarno Film Festival tahun ini pun bekerja sama dengan sejumlah platform/layanan menonton untuk menjangkau penonton yang lebih luas.

Beragam Program Locarno Film Festival 2020

Selain film-film dari Indonesia dan kawasan Asia Tenggara, tentunya ada banyak film bagus lain yang disajikan. Secara keseluruhan Locarno Film Festival akan mengadakan 83 pemutaran daring dan 103 pemutaran di gedung yang terdiri dari 49 film panjang dan 72 film pendek. Sejumlah acara yang bersifat mengundang terlalu banyak orang dan sulit menerapkan protokol kesehatan tahun ini terpaksa ditiadakan. Seperti sesi ikonik festival ini, pemutaran terbuka di Piazza Grande. Meski demikian, tempat-tempat pemutaran seperti GranRex, PalaCinema, dan PalaVideo sudah siap menyambut penonton.

Selain pemutaran, seperti tahun-tahun sebelumnya ada banyak diskusi dan masterclass yang dapat diikuti. Salah satu yang menarik adalah sesi Open Doors Round Table, dengan bahasan “2020 in South East Asia: Perspectives From Indonesia, Malaysia, Myanmar, and The Philippines”. Dalam sesi itu Sutradara Indonesia Mouly Surya akan menjadi salah satu pembicaranya. Tak hanya itu, Mouly pun ikut ambil bagian di Open Doors Hub, sebuah sesi yang mempertemukan proyek film potensial untuk berkolaborasi dengan rekanan internasional. Film terbaru Mouly, This City is a Battlefield (Perang Kota) terpilih sebagai proyek yang dianggap potensial.

Informasi lain seputar Locarno Film Festival 2020, termasuk program dan jadwalnya dapat diakses di sini.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular

To Top