Berita

Para Penerima Dukungan di Akatara 2019

Berlangsung selama tiga hari pada 19-21 September, Akatara Indonesian Film Market & Business Forum 2019 mempertemukan para investor dengan para kreator. Ada 20 proyek film yang mendapatkan kesempatan presentasi di panggung utama. Sebanyak 61 proyek berebut untuk mendapatkan dukungan dari total 40 sumber pendanaan. Inilah para penerima hibah Akatara 2019

1. Dokumenter Senandung Senyap

Film dokumenter pendek Senandung Senyap mendapatkan dukungan dana Rp30 juta (belum dipotong pajak) dari Pusat Pengembangan Film (Pusbang Film). Film ini mengangkat kisah teman-teman tuli. Produser Senandung Senyap, Annisa Adjam mengaku dalam produksi filmnya juga akan melibatkan teman tuli sebagai editor.

2. Festival Film Madani

Festival Film Madani yang memulai debutnya pada Oktober tahun lalu, mendapat cukup banyak dukungan di Akatara 2019. Selain mendapat dukungan dari beberapa Komisi Film Daerah seperti Siak, Bandung, Banyuwangi, dan Bojonegoro, festival ini juga mendapat dukungan dari Goodworks.

Dalam Akatara 2019, Festival Film Madani masuk dalam kategori non-produksi. Dengan mendapat dukungan dari Komisi Film Daerah, festival film yang mengusung tema Celebrating Muslim Diversity pada penyelenggaraan perdananya itu kemungkinan juga akan diselenggarakan di daerah penyokong. Tahun lalu Festival Film Madani hanya ada di Jakarta.

3. Festival Film Aruh Kalimantan

Selain Festival Film Madani, hibah untuk kategori non-produksi juga didapat Festival Film Aruh Kalimantan. Festival yang akan digelar pada 8-10 November ini mendapat dukungan dari platform OTT, Viu.

4. Waliala dan You and I

Kedua film ini mendapat dukungan dalam proses pascaproduksi dari Yayasan Super 8 mm.

5. Banteng Batavia dan Santri Fahri

Kedua film mendapat dukungan dari Indonesia Film Editors (Inafed).

6. Hari Ketujuh

Film Hari Ketujuh mendapat dukungan berupa pascaproduksi untuk offline-online editing, dan colour grading oleh Cinevisi. Hari Ketujuh merupakan film yang disutradarai Adi Victroy, yang juga menyutradarai Lasagna, film peraih pendanaan dari Europe on Screen.

Selain mendapat dukungan dari Cinevisi, Hari Ketujuh juga mendapat dukungan dari Komisi Film Daerah Bojonegoro. Dengan dukungan dari Bojonegoro, maka sekaligus mewajibkan Hari Ketujuh syuting di daerah tersebut.

7. Roda-Roda Nada

Roda-Roda Nada merupakan dokumenter garapan Yuda Kurniawan, yang juga menggarap dokumenter Balada Bala Sinema dan Nyanyian Akar Rumput. Film ini mendapat dukungan dari G16.

8. From Book to Screen (inisiatif KBN – APROFI – BPI)

Program ini merupakan upaya Komite Buku Nasional agar terjalin kerja sama industri perbukuan dengan industri kreatif lain, terutama film. Melalui pendaftaran terbuka, panitia menyeleksi 30 buku yang kemudian sempat dipamerkan di The Market @Litbeat Literaction Festival di Perpusnas. Dari 30 buku, 10 di antaranya terpilih untuk dipresentasikan di hadapan para juri dan produser film di Akatara 2019.

Ada 9 minat yang telah dicatat:
1. Shivers: 1 minat
2. Buku Panduan Matematika Terapan: 1 minat
3. Misteri Patung Garam: 1 minat
4. Kambing dan Hujan: 3 minat
5. Kami Bukan Sarjana Kertas: 1 minat
6. Enjah: 2 minat

9. Dukungan Komisi Film Daerah

Dengan adanya dukungan dari Komisi Film Daerah, film yang didukung diwajibkan syuting di daerah tersebut. Selain itu, akomodasi, lokasi, dan logistik selama syuting bakal disokong oleh Komisi Film Daerah.

Beberapa daerah yang menyokong ialah, Siak, Bandung, Banyuwangi, dan Bojonegoro. Film Mengunyah Sejarah mendapat dukungan dari keempatnya. Film Besok Lulus mendapat dukungan dari Siak dan Bandung. Sementara Chendol dan Dhawet mendapat dukungan dari tiga daerah selain Siak.

Baca juga: Bertemu, Belajar, dan Mencari Dukungan di Akatara 2019

Sementara itu, Bojonegoro juga merupakan daerah yang paling banyak mendukung proyek produksi film. Selain yang sudah disebutkan, Komisi Film Daerah Bojonegoro juga memberi dukungan untuk film Saat-saat yang Sepele, Pulang, dan Pohon Permohonan. Film lainnya, The Journey mendapat dukungan dari Bandung.

Selain dukungan dari Komisi Film Daerah, beberapa proyek juga mendapat dukungan dari Tuta Lab yaitu Patung Ogoh-ogoh, Kucing Hitam, dan Mitos Wewe Gombel.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular

To Top