Tulisan merupakan bagian dari program apprenticeship Infoscreening
Akibat pandemi virus corona yang kian menyebar ke berbagai belahan dunia. Kini, sebagian besar masyarakat telah mengubah cara hidupnya demi kepentingan bersama. Secara umum, kita menyebutnya sebagai social distancing atau menjalani kehidupan sehari-hari dengan menjaga jarak aman. Salah satu yang gencar dikampanyekan adalah gerakan “Work From Home”, di Indonesia gerakan ini dikenal dengan “Di Rumah Aja.” Inti gerakan ini adalah membatasi interaksi manusia, untuk menekan penyebaran virus corona. Menariknya, hal ini menghadirkan berbagai bentuk dukungan dari banyak pihak guna meringankan keadaaan tersebut.
Mendukung Gerakan “Di Rumah Aja”
Dari perfilman Indonesia, dukungan hadir dengan mempersilakan masyarakat menonton beberapa film berbasis digital secara gratis. Misalnya seperti Tanakhir Films melalui program mereka bertajuk Special Streaming Tanakhir Film yang berlangsung dari tanggal 21 Maret-15 Mei 2020 yang dapat ditemukan di berbagai situs streaming serta kanal Youtube mereka. Usaha-usaha ini diharapkan agar masyarakat “betah” di rumah dan mampu menjalankan tugas mereka.
Baik secara sengaja maupun tidak, dukungan lain datang dari rumah produksi Cinesurya. Tepat pada tanggal 20 Maret lalu, kanal Youtube cinesurya merilis sebuah film pendek berjudul Something Old, New, Borrowed and Blue.
Film yang mendapat dukungan dari Singapore International Film Festival ini memperlihatkan seorang ibu (Christine Hakim) yang sedang memberikan wejangan kepada anak perempuannya (Ayushita) pada detik-detik terakhir sebelum akhirnya secara sah menjadi istri seorang pemuda. Melalui visualisasi akan pernikahan Jawa-Islam yang mengharuskan calon pengantin perempuan untuk bersembunyi, Mouly Surya berhasil memperlihatkan momen penting dari seorang perempuan di kehidupannya. Alhasil, penonton secara sadar maupun tidak sadar diajak untuk kembali memikirkan peran perempuan dalam masyarakat kita.
Baca juga: Proyek Film Terbaru Mouly Surya Dapatkan Dukungan Hubert Bals Fund Voices
Terlebih lagi, judul film pendek tersebut mengingatkan kita pada salah satu ungkapan terkenal dari tradisi pernikahan Barat yang mengharapkan calon pengantin perempuan untuk mengenakan sesuatu yang lama, baru, pinjaman dan biru demi mendapatkan sebuah keberuntungan. Hal ini menjadi menarik ketika film yang berdurasi kurang dari 4 menit ini mampu mengajak kita kembali memikirkan makna akan ungkapan tersebut melalui konteks kebudayaan timur.
Meskipun social distancing diberlakukan sebagai aksi pencegahan akan peristiwa menyedihkan yang sedang terjadi di masyarakat global kini. Namun satu hal positif yang dapat kita ambil ialah kesempatan berkontemplasi yang sebelumnya sulit untuk dilakukan. Semoga film ini dapat mengingatkan kalian untuk kembali berkomunikasi dengan diri sendiri.
Stay safe, everyone!
