Gelaran Jakarta Film Week (JFW) 2024 resmi dibuka di CGV Grand Indonesia, Jakarta pada Rabu (23/10) malam. Festival film yang sudah menginjak usia keempat ini dibuka dengan penayangan film pilihan berjudul Sampai Jumpa, Selamat Tinggal.
Sampai Jumpa, Selamat Tinggal adalah film terbaru dari sutradara pemenang Piala Citra, Adriyanto Dewo. Sebuah film drama yang mengeksplorasi perjalanan emosional manusia dalam menghadapi perasaan cinta, luka, kehilangan, hingga penerimaan diri.
Dibintangi oleh Putri Marino, film Sampai Jumpa, Selamat Tinggal menceritakan sosok Wyn, seorang perempuan yang mengalami kehilangan yang pahit, ditinggal orang yang dicintai tanpa pesan. Tak menerima situasi itu, dia memutuskan untuk melakukan perjalanan, setelah mendapat informasi bahwa sang kekasih berada di suatu tempat di negara Korea Selatan.
Dalam perjalanan itu, Wyn bertemu dengan Rei, yang kemudian membawa keduanya dalam dinamika hubungan intens. Hingga pada satu Titik, Wyn terjebak dalam situasi rumit. Hasrat untuk menemukan kejelasan atas masa lalu di satu sisi, dan kehangatan rasa yang dia temukan dari sosok baru di sisi lain, membuat perjalanan emosional Wyn semakin pelik, bahkan problematik.
Screening Buddies akan diajak untuk menyelami dinamika emosi Wyn yang tak selalu tersorot secara gamblang, melalui perjalanannya di Korea Selatan. Sang Sutradara coba menangkap lanskap distrik di beberapa kota sebagai latar, serta menjadikannya sebagai visual yang penuh nuansa murung, kesedihan dan juga luka.
Film Sampai Jumpa, Selamat Tinggal turut menampilkan Jerome Kurnia, Lutesha, Jourdy Pranata hingga Kiki Narendra. Film Sampai Jumpa, Selamat Tinggal rupanya meninggalkan kesan bagi banyak penonton, yang sebagian besar turut memberi tepuk tangan panjang saat film berakhir. Rasa haru bercampur gundah, sedih dan nelangsa mewarnai perasaan seusai menonton film tersebut.
Sampai Jumpa, Selamat Tinggal hadir di Jakarta Film Week 2024 dalam rangka pemutaran dunia pertamanya (World Premiere). Film ini tercatat menjadi karya kedua Adriyanto Dewo yang tayang di gelaran JFW, setelah pada tahun 2022 lalu membawa film Galang.
Rina Damayanti, Festival Director Jakarta Film Week mengatakan bahwa film Sampai Jumpa, Selamat Tinggal mampu merefleksikan semangat festival untuk menangkap resonansi sosial dan manusia di dalam sinema. Menurutnya, film ini berhasil menawarkan perspektif yang kuat tentang perjalanan batin manusia.
“Kita senang banget waktu ada beberapa pilihan, dan film Sampai Jumpa, Selamat Tinggal ini kita lihat sesuai visi resonance kita, juga membawakan pesan yang mau kita sampaikan kepada masyarakat, tentang bagaimana suatu situasi marginal tapi juga dibawakan dalam karya kreatif,” ungkap Rina.
Pemilihan film Sampai Jumpa, Selamat Tinggal sebagai pembuka ajang Jakarta Film Week 2024 menurut Rina sekaligus juga memberi apresiasi kepada Adriyanto Dewo sebagai salah satu sineas berbakat di Indonesia, yang tahun ini mencatat satu dekade kiprahnya sejak debut film panjang pertamanya tahun 2014, Tabula Rasa.
Malam pembukaan JFW 2024 turut diramaikan oleh para pelaku industri, komunitas pegiat film serta para publik penikmat film. Setelah pembukaan resmi, festival ini akan bergulir di sejumlah lokasi di Jakarta selama empat hari ke depan, hingga hari Minggu (27/10).
Jakarta Film Week sendiri diperkenalkan sebagai ruang perayaan sekaligus pertemuan para insan film nasional dan mancanegara, serta kemudian mampu mendorong kolaborasi di antara mereka semua. Tak hanya penayangan film, rangkaian festival mencakup sesi wicara, pitching, business forum, hingga Networking Event.
Festival Ambassador JFW 2024, Kristo Immanuel berpendapat bahwa festival selalu menjadi ruang yang penting dalam rangka pengayaan pengetahuan dan juga jejaring bagi para pelaku film. Menurutnya, JFW mampu menjadi ruang yang potensial untuk itu, dengan beragam program serta pelibatan pelaku film lintas negara. Ke depannya, Kristo berharap bahwa festival film semacam JFW bisa mendorong penguatan ekosistem perfilman tanah air di masa mendatang.
“Festival film selalu menjadi sesuatu yang sangat penting untuk industri film. Aku melihat JFW ini bisa jadi tempat bagi para pekerja film untuk bertemu dan berjejaring. Tentu harapan ke depannya bisa berdampak serta membuat industri film Indonesia semakin maju di masa depan,” imbuh Kristo.
JFW 2024 sendiri akan menayangkan sekitar 140 judul film, baik pendek maupun film panjang yang berasal dari 55 negara. Film Don’t Cry, Butterfly dari sutradara asal Vietnam, Duong Dieu Linh, akan menjadi film penutup JFW 2024 pada 27 Oktober nanti.
Selain film pembuka dan penutup, ada banyak judul menarik yang ditayangkan JFW 2024, di antaranya film A Song Sung Blue (China), Suzzanna: The Queen of Black Magic (Indonesia), The Paradise of Thorns (Thailand), Time Still Turns The Pages (Hong Kong), Humanist Vampire Seeking Consenting Suicidal Person (Kanada), Planet B (Prancis) dan banyak lagi.
Informasi tentang program serta jadwal penayangan film dapat disimak melalui kanal media sosial Jakarta Film Week.