Thuy Truong, setelah menempuh perjuangan panjangnya di Sillicon Valley, ia memutuskan untuk pulang ke Vietnam. Mengepaki baju-bajunya, dan mengosongi apartemennya. Rencananya bukan hanya dari A, B, atau C, masih ada 26 alfabet lagi yang bakal jadi rencananya.
Lewat rintisan usaha (start up) GreenGar, Truong berhasil masuk ke inkubator di Sillicon Valley (SV), Amerika, bernama 500startup. Awalnya, mungkin cukup berhasil, sampai pada titik apa yang dilakukannya tidak berkembang, hingga membuatnya terlempar dari SV. Ia kembali ke Vietnam, namun ia tidak berhenti. Lagi-lagi ia mencoba merintis usaha. Kali ini ia kembali dengan Tappy, aplikasi sosial yang mengubah setiap lokasi menjadi medium berbagi komunitas virtual. Tappy menjadi populer di negara asalnya, dan mengantarkan Truong mendapatkan pendanaan, hingga akhirnya diakuisisi oleh Weeby, dan harus membuatnya kembali untuk berkantor di SV.
Selain Thuy Truong yang sempat mengalami jalan terjal hingga harus mengonsumsi mi instan dalam kesehariannya sebelum akhirnya melejit dan konsisten bersama Tappy, ada pula perempuan lain yang sama-sama memiliki rintisan usaha. Ia adalah Stacey Ferreira.
Ia merintis usaha lewat MySocialCloud, bersama kakaknya Scott. Ia mendapat pendanaan $ 1 juta dari beberapa investor terkenal termasuk Sir Richard Branson, Jerry Murdock dan Alex Welch. MySocialCloud, merupakan platform online yang memungkinkan penggunanya menyimpan nama pengguna dan kata sandi mereka untuk login otomatis. Namun, apa yang dilalui Ferreira tidaklah mulus. Ia harus menghadapi jalan terjal, termasuk putus kuliahnya dari New York University.
Perempuan juga Berdaya
Kisah Truong dan Ferreira menjadi salah dua dari lima kisah perempuan yang berjuang dalam bidang wirausaha. Kelima kisah perempuan ini didokumentasikan oleh Nora Poggi bersama Insiyah Saeed lewat film dokumenter berjudul She Started It. Selain Truong dan Ferreira, tiga perempuan lainnya adalah Sheena Allen, Brienne Ghafourifar, dan Agathe Molinar.
Jumat (9/03) lalu, @america, lembaga kebudayaan Amerika Serikat menanyangkan film ini dalam rangka merayakan Hari Perempuan Internasional. Seusai memutar film, penonton diajak untuk berdiskusi mengenai bagaimana kedudukan perempuan. Menghadirkan Dayu Dara, Vice President Go Jek, dan Rachael Abigail, Co-Founder Perempuan Politik. Keduanya sangat mengapresiasi film ini.
“Film ini sangat menginspirasi, memperlihatkan kita bagaimana ada sosok perempuan di belahan tempat lain, yang juga sedang berusaha dan enggak takut gagal. Meski dia gagal, tapi mau coba lagi,” tanggap Gabby, sapaan akrab Abigail.
Seperti kata Gabby, film ini memberikan sorotan pada perempuan yang melewati jatuh bangunnya dalam merintis usaha, khususnya pada bidang teknologi. Film ini seperti menjadi visual untuk model para perempuan yang mau melakukan apa yang dicitakannya, tanpa takut dan ragu, seperti kata Truong, bila rencana A, B, atau C tak berjalan, masih ada 26 alfabet lain sebagai rencana yang harus dijalankan.
