Berita

Tujuh Puluh Empat Film Eropa Tersaji dalam Program-program Europe on Screen 2017

“Film merupakan bagian penting dari budaya Eropa dan kami bangga mempersembahkannya kepada penonton di Indonesia melalui festival ini. Medium seni ini jugamerupakan asset penting dari perekonomian Eropa,” begitulah kata bapak Charles-Michel Geurts, Kuasa Usaha (Chargéd’Affairesa.i.). Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia. Industri film Eropa yang merupakan bagian dari industri budaya dan industri kreatif yang secara kolektif menyediakan tujuh juta pekerjaan dan menghasilkan 4.2% dari PDB Uni Eropa, yang secara internasional diakui sebagai salah satu sentra produksi film beragam dan terbesar di dunia.

“Saya harap festival ini dapat terus menjadi jembatan antar warga walaupun berbeda kepercayaan, pemikiran dan nilai-nilai, serta melalui cara yang menyenangkan dan memancing diskusi, juga menginspirasi penonton Indonesia untuk mengembangkan industri film tanah air sebagai asset budaya yang penting dengan potensi kreatif yang luar biasa.” Lanjut Bapak Charles-Michel Geurts.

Bapak Orlow Seunke, Direktur Festival EOS 2017, mengatakan bahwa ada tujuh puluh empat film berkualitas. Rata-rata filmnya merupakan pemenang penghargaan, antara lain Festival Film Berlin, Penghargaan Oscar, Golden Globe, maupun Cannes. Ada juga film yang sudah dibeli Netflix, sehingga penonton bisa menyaksikannya di layar lebar. Semua filmnya dijamin menghibur, berisi, dan pastinya dapat dinikmati secara gratis.

Dalam penjelasannya, Orlow sendiri menjelaskan bahwa Europe on Screen merupakan festival yang tidak mengusung tema khusus dalam tiap penyelenggaraannya. Beliau percaya bahwa isu yang sedang marak di Eropa atau bahkan dunia, kemudian juga akan terbawa dalam film-film. Ini dapat dilihat melalui beberapa film yang sedikit banyak mengangkat isu atau menampilkan pengungsi di Eropa, salah satu contoh, film A Man Called Ove karya Hannes Holm yang merupakan sajian film dalam konferensi pers Europe on Screen 2017.

EOS 2017 juga akan menyajikan segmen khusus yang terdiri dari enam film retrospektif, dimana film yang dihadirkan merupakan karya buatan Alfred Hitchcock dan Luis Buňuel. Juga sebelas film yang akan diputar dalam acara layar tancap. Semua film layar tancap juga akan dilengkapi subtitle Bahasa Indonesia.

Turut Mendukung Perfilman Tanah Air

Sejak lima tahun lalu, festival ini sudah berupaya mendukung bakat dan visi kreatif para sutradara pemula Indonesia. Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini EOS mengundang tiga produser Eropa dan satu actor untuk berbagi ilmu dan pengalaman mereka melalui kuliah di SAE Institute Film School Jakarta.

Uni Eropa yakin akan potensi industri film Indonesia dan dengan demikian, bekerjasama dengan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), mengadakan Lokakarya mengenai Insentif Keuangan untuk Industri Film pada tanggal 4-5 Mei 2017. Lokakarya ini merupakan forum untuk bertukar pandangan dan pengalaman para ahli Indonesia dan Eropa dari lembaga pemerintah yang relevan serta praktisi dari industri film mengenai bagaimana insentif keuangan dapat mendorong pertumbuhan pada industri film.

Festival Film Eropa merupakan inisiatif bersama dari para kedutaan besar dan pusat kebudayaan Eropa di Indonesia. Festival ini diselenggarakan di Indonesia untuk pertamakalinya pada tahun 1990, kemudian yang kedua pada tahun 1999. Sejak 2003, festival ini mulai diselenggarakan setiap tahunnya di bawah slogan “Europe On Screen”.

EOS 2017 akan berlangsung daritanggal 5 hingga 14 Mei 2017 di enam kota di Indonesia: Jakarta, Bandung, Denpasar, Medan, Surabaya, dan Yogyakarta.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular

To Top