Bandung 13 Mei 2017 – Festival Taman Film 2017 telah usai diselenggarakan. Berlangsung dari tanggal 11 sampai 13 Mei 2017, festival ini menampilkan berbagai film dan program antara lain Premier Movie, menampilkan film-film yang belum pernah ditayangkan sebelumnya untuk umum, Movie Battle, mengadu dua film sampai muncul pemenang utama di final sesuai genre masing-masing dipilih oleh penonton yang hadir, dan yang pertama kali dimunculkan dalam Festival Taman Film tahun ini yaitu Ngariung@, yang sedianya menghadirkan berbagai entitas perfilman seperti komunitas film, investor film dan lainnya.
Selain pemutaran film, festival ini juga memfasilitasi kegiatan nonton bareng Persib Bandung vs Semen Padang yang biasa rutin mengadakan nonton bareng di lokasi Taman Film. Ditambah lagi kegiatan seni lainnya seperti pembacaan puisi, teater, dan live music dari beberapa kelompok musik.
Diadakan sejak tahun 2015, dalam keterangan yang diberikan oleh Vikry, presiden Ruang Film Bandung, Festival Taman Film merupakan upaya mengaktivasi Taman Film Bandung yang sering terbengkalai usai diresmikan sejak tahun 2014 lalu. Diharapkan festival ini dapat menghidupkan Taman Film, serta wadah berkumpulnya pembuat film, selain tentunya wahana rekreasi yang melibatkan warga sekitar. “Banyak yang mempertanyakan mengenai program movie battle, namun ini cara kami untuk mengaktivasi pengunjung, termasuk warga sekitar.” terang Vikry.
Diwarnai beberapa insiden
Dalam penyelenggaraannya, Festival Taman Film diwarnai beberapa insiden tidak mengenakkan antara lain di hari kedua dan ketiga yang mana videotron tidak dapat menyala dan memutarkan film-film yang sedianya diputar sesuai jadwal. Menanggulangi hal tersebut, panitia kemudian memasang layar di bawah video tron dan mengubah jadwal pemutaran.

Suasana pemutaran program movie battle Festival Taman Film yang dipindah jadwal ke malam hari karena kendala videotron dan harus menggunakan proyektor. (dokumentasi Infoscreening)
Festival ini juga mendapat laporan dari peserta yang mendaftarkan filmnya dan mendapati beberapa film telah terunggah di Youtube. Setelah diselidiki basis data terhadap film-film yang telah dikumpulkan tersebut diretas dan diunggah oleh salah satu kelompok produksi yang tidak lolos dalam proses seleksi. Dalam keterangan yang diberikan melalui media sosial Facebook, Ilma Indriasri Pratiwi dari Ruang Film Bandung menerangkan bahwa kejadian ini telah diproses dan pelaku telah dilaporkan pada pihak yang berwenang, sebagai bentuk tanggung jawab pihak festival.
Kesan ketua panitia dan salah salah satu peserta Festival Taman Film
Ditanyai mengenai kesan-kesannya dan harapannya sebagai ketua panitia festival, Deni Ahmad Subagja berharap segala kendala teknis dapat terhindari untuk tahun depan, dan pemerintah kota agar lebih suportif mengenai festival ini. Tidak lupa secara umum Deni berharap adanya festival ini bisa membuat warga sekitar lebih apresiatif terhadap film.
Mirda salah satu sineas yang filmnya tampil dalam festival melihat masih ada kekurangan dari penyelenggaraan festival. Melihat manfaat dari festival film ini;taman yang telah dibuat dengan baik namun tidak dimanfaatkan, ia berharap ke depannya festival ini dapat lebih baik lagi termasuk teknisnya.
Mirda sendiri tidak lupa mengomentari kegiatan pemutaran dan festival di Bandung secara umum”Kalau ngamatin kompetisi atau screening di Bandung tuh kayanya terlalu ngejar ke pertunjukan musiknya juga, kalau pendapat gue pribadi sih. Termasuk (festival) ini ya”.

Mirda (sineas) dan Vikry (presedir Ruang Film Bandung) dalam sesi penyerahan piala. (dokumentasi panitia)
Berikut daftar film peraih penghargaan dalam Taman Film Festival:
Best People Choice
Drama: Bendera (Supertramp Picture)
Action: Freeman (Bori Pictures)
Horror: Cayasukma (Studio Amarana)
Comedy: Tangan-tangan Kecil
Jury Prize
Drama: Wèi (FFTV IKJ)
Action: Freeman (Bori Pictures)
Horror: Singsot (Ravacana Films)
Comedy: Orang Dalam (Video TroubleMaker)
Animation: Oh-Bey (Gloria Abigail)
