Dari siaran pers
Surakarta – PFS atau Pesta Film Solo adalah sebuah layar pemutaran alternatif yang disuguhkan KineKlub FISIP Universitas Sebelas Maret untuk pecinta film dari berbagai daerah, khususnya Solo. Kine Klub FISIP Universitas Sebelas Maret adalah UKM yang berfokus pada kegiatan apresiasi film, dan tahun ini Kine Klub FISIP UNS mempersembahkan Pesta Film Solo #7 dengan mengangkat tema Ruang Kaca dan tagline “Refleksiakan Persepsi”. PFS #7 melihat film sebagai wujud representasi dari keinginan pasar maupun idealisme filmmaker.
Tidak dapat dipungkiri bahwa posisi filmmaker menjadi faktor penting dalam pembuatan film.Alasan bahwa film memiliki “kapasitas pasar” menuju potensial dan menjadi sebuah komoditi, merupakan suatu realitas. Di lain sisi, film juga merupakan wujud nyata dari karya seni yang muncul dalam kreasi dan rasa cipta. Kemudian kami melibatkan analogi kaca yang diibaratkan sebagai suatu medium reflektor, yang posisinya berada di antara film dan filmmaker. Melalui kaca, sebuah gambar dapat terefleksi dan dapat dikolaborasikan dengan pandangan dan atau pemandangan di seberang kaca tersebut, sehingga dapat mengambil ruang untuk masuknya perspektif dan idealism baik itu bagi filmmaker dan juga penonton atau pasar. Berbeda dengan cermin yang hanya bisa memantulkan kondisi apa yg terjadi di hadapannya atau yang disebut refleksi “semu”. Penonton pada umumnya lebih memilih film yang sedang tren sehingga mengesankan film yang baik adalah film yang popular. Dengan tema ini, ada harapan bahwa masyarakat tidak hanya menikmati film-film yang diputar dilayar lebar, melainkan turut mengapresiasi film-film komunitas lokal dari berbagai daerah.
Tahun ini, Pesta Film Solo #7 akan digelar selama tiga hari mulai tanggal 11 Mei sampai 13 Mei 2017, bertempat di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah, Surakarta. Selama tiga hari pemutaran, panitia telah menyiapkan tujuh pembicara untuk mengisi sesi diskusi, di antaranya adalah Fajar Nugros (Sutradara Film Cinta Brontosaurus), Dimas Djayasrana (Badan Perfilman Indonesia), Blontank Poer (Pengkaji Media), Pritagita Arlanegara (Sutradara Film Salawaku), Adrian Jonathan P. (Cinema Poetica), Djenar Maesa Ayu dan Kan Lume (Sutradara Film Hush).
Sejak Open Submission yang dibukatanggal 21 Januari 2017 hingga 24 Maret 2017, jumlah film yang masuk sebanyak 161 film, dimana film-film tersebut karya sineas Solo maupun kota-kot alainnya seperti Yogyakarta, Surabaya, Malang, Bandung, dan Jakarta. PFS #7 menyiapkan tiga kurator untuk mengkurasi 161 film yang masuk, ketiganama itu adalah Zen Al Ansory, Bambang Ipoenk K.M, dan Steve Pillar Setiabudi. Melalui tahap kurasi, terpilih 20 film terbaik yang nantinya akan diputar di layar PFS#7 sebagai bentuk apresiasi bagi Filmmaker. Film-film yang akan diputar diantaranya adalah 20 Film Komunitas yang telahmelalui proses kurasi. Film-film tersebutakan diputarselama 3 hari dengan pengelompokkan genre (Dokumenter pada hari pertama, Fiksi pada hari kedua dan ketiga), Film’e Wong Solo pada hari pertama, dan Film Tematik pada hari ketiga, serta pemutaran Film Utama di setiap sesi terakhir pemutaran. Setelah semua sesi pemutaran selesai, akan ada dua sesi diskusi. Pertama, setelah sesi pemutaran Film Komunitas akan ada diskusi bersama kru film yang dipandu oleh moderator,dan yang kedua adalah sesi diskusi setelah Film Utama diputar oleh pembicara yang tertera di atas. Tidak berhenti sampai sesi diskusi, setelah acara selesaiakan ada Temu Komunitas yang dilaksanakan pada malam hari, tanggal 11 – 12 Mei 2017.
Dalam rangkaian acara tahun ini, PFS#7 mengadakan roadshow di beberapa tempat di kotaSolo, yaitu Muara Market, Kedai Camp Brown, PestaBuntel, Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan beberapa fakultas di Universitas Sebelas Maret.Dalam roadshow ini, PFS#7 menyuguhkan film-film komunitas, seperti COD (Indriana, KineKlub FISIP UNS), Habis Sudah (Yoga Nasrullah Akbar, Salebes Pelangi), Ballad of a Keeper (Adlino Dananjaya, IKJ), dan Tinuk (Aprillinga Dani). Selain film filmdiatas, film Mung, Ucup Sayang Bapak, Kalapuna, dan (R)I(N)TIK turut meramaikan roadshow pertama yang digelar tanggal 15 April 2017, di mana lebih dari 40 penonton hadir meramaikan dan mengapresiasi film film yang diputarkan.
Pesta Film Solo #7 sendiri tidak memungut biaya untuk sesi pemutaran film komunitas. Namun, akan ada biaya tiket sebesar 15.000 rupiah untuk pemutaran film utama. Adanya sistem ticketing (pemutaran berbayar) ini merupakan bentuk apresiasi terhadap filmmaker dan layar eksibisi independen, serta menghindari adanya tindak pembajakan.