Saya Di sini Kau di Sana (A Tale of The Crocodile’s Twin) karya Taufiqurrahman Kifu adalah film Indonesia yang masuk dalam Kompetisi Internasional di International Short Film Festival Oberhausen 2023 yang akan berlangsung mulai 26 April s.d. 1 Mei 2023 di Oberhausen, Jerman.
Saya Di sini Kau di Sana (A Tale of The Crocodile’s Twin) merupakan salah satu dari lima film dalam kompilasi program “Hidup dengan Bencana”. Lima film tersebut diproduksi oleh lima kolektif dari wilayah yang berbeda. Film-film ini membicarakan isu paska kebencanaan tahun 2018 di wilayah Palu, Sigi, Donggala (Sulawesi Tengah) dengan sudut pandang dan konteks lokalnya masing-masing.
Proses ini bermula sejak November 2020, dengan dimulai dengan Lokakarya bersama D.S Nugraheni, Riset dan Pengembangan, Produksi, Pra-Rilis Teaser Film, Paska Produksi, Pra-Kampanye Dampak, dan Kampanye Dampak. Program “Hidup dengan Bencana” ini layak menjadi contoh bagi filmmaker, terutama dokumentaris yang menargetkan dampak dari film yang mereka produksi. Program “Hidup dengan Bencana” sudah diputar di sepuluh titik lokasi dalam periode Juli s.d September 2022 dan masih berlangsung hingga sekarang. Beberapa film juga masuk kompetisi dan diputar di beberapa festival film di Indonesia secara mandiri.
Saya Di sini Kau di Sana (A Tale of The Crocodile’s Twin) yang direalisasikan oleh kolektif Forum Sudutpandang ini membicarakan persoalan konflik ruang antara manusia dan buaya di teluk Kota Palu. Tempat yang dari dulu hingga sekarang banyak berlangsung aktivitas warga, misalnya; aktifitas nelayan, penjual kaki lima, dan tempat rekreasi warga. Aktifitas tersebut paling banyak dihadiri warga setiap hari Minggu pagi. Banyak balita hingga manula berenang di wilayah teluk tersebut.
Baca juga: VITAMIN membagikan Film Dokumenter sebagai Suplemen Dunia Pendidikan
Namun, sejak tahun 2020 banyak larangan berenang terpasang di sepanjang teluk, seiring dengan dibangunnya tanggul laut Tsunami yang sangat kontroversi saat itu. Menelurusi lebih jauh ke wilayah muara teluk dan masuk sungai Palu, tempat asal buaya-buaya itu, Kifu, sapaan akrab Taufiqurrahman mendengar banyak cerita tentang apa yang pernah terjadi antara manusia dan buaya. Bukan cerita tentang konflik saja, tetapi hal yang tergolong filosofis juga. Misalnya, hubungan antara manusia dan alam, juga persaudaraan antar makhluk hidup.
Ada banyak temuan yang ia kumpulkan dari proses riset dan produksi film ini, yang kemudian ia petakan berdasarkan kategori antropologisnya. Misalnya arsip gambar, arsip cerita, mitos, artefak budaya, filosofis adat, dan sebagainya. Yang menentukan arah dan bentuk naratif film dokumenter ini ketika di tahap paska-produksi.
Pada akhirnya, Saya Di sini Kau di Sana (A Tale of The Crocodile’s Twin) adalah upaya membaca kembali pengetahuan dari arsip-arsip lokal seperti cerita rakyat dan mitos, juga mengontekskannya dengan pengetahuan ekologi di masa sekarang untuk mengkritisi bagaimana cara pandang kita yang mungkin terlalu antroposentris, juga tawaran metode untuk memitigasikan bencana itu sendiri.
Saat ini, tim film Saya Di sini Kau di Sana (A Tale of The Crocodile’s Twin) sedang menyiapkan anggaran pendanaan untuk berangkat ke Oberhausen, Jerman yang direncanakan pada tanggal 23 April 2023. Namun, sumber pendanaan untuk membawa Kota Palu ke kancah internasional ini belum jelas. Pemda dikabarkan terhalang oleh birokrasi yang rumit untuk memberikan bantuan finansial. Alasannya, kegiatan yang diajukan oleh sineas Kota Palu ini tidak masuk dalam pos perencanaan pemerintah.
Jika tertarik untuk memutarkan film-film dalam program “Hidup dengan Bencana” di komunitas kalian, bisa dengan mengirim email yang tersedia di website atau ke info@sinekoci.org dengan subjek Mitra Pemutaran Hidup dengan Bencana. Jika berminat mengarsipkan ingatan kolektif “Hidup dengan Bencana”, silakan berkontribusi secara kolektif di website sinekoci.org/archives untuk mengarsipkan tulisan teerkait dengan “Hidup dengan Bencana” maupun pengetahuan kebencanaan.[]
Tulisan disarikan dari obrolan saya bersama Taufiqurrahman Kifu.