Siaran pers
Jakarta, 5 September 2019 – Setelah tayang perdana dan memenangkan Special Mention Award di Locarno International Film Festival, film The Science of Fictions karya sutradara Yosep Anggi Noen akan tayang perdana di Asia pada BUSAN Internasional Film Festival 3-12 Oktober 2019 pada program “A Window on Asian Cinema”.
A Window on Asian Cinema adalah program yang menunjukkan karya-karya pembuat film berbakat yang dianggap sebagai tren terbaru di Asia. Sebuah jendela untuk melihat perkembangan sinema Asia hari ini. Sejak didirikan pada tahun 1996 sebagai festival film internasional pertama di Korea, Busan International Film Festival telah secara aktif berusaha untuk mempromosikan sinema Asia dan menemukan pembuat film terkemuka yang diprediksi akan sangat berpengaruh di masa depan.
Tentang “The Science of Fictions”
The Science of Fictions berkisah tentang Siman, seorang pemuda di pelosok Yogyakarta yang melihat pengambilan gambar pendaratan manusia di bulan oleh kru asing di Pantai Parangtritis, Yogyakarta pada tahun 60-an. Ia ditangkap dan dipotong lidahnya. Setelah itu Siman melalui hidupnya dengan bergerak lambat antigravitasi seperti astronot di ruang angkasa. Penduduk desa menganggap Siman gila karena Siman membangun bangunan mirip roket di belakang rumahnya.
The Science of Fictions adalah produksi Angka Fortuna Sinema, KawanKawan Media, dan Limaenam Films dan ko-produksi dengan Andolfi (Prancis), Astro Shaw (Malaysia), GoStudio (Indonesia), dan Focused Equipment (Indonesia). The Science of Fictions yang diproduseri Arya Sweta, Edwin Nazir, Yulia Evina Bhara, dan Yosep Anggi Noen ini dikembangkan sejak tahun 2013 dan telah dipresentasikan pada Asian Project Market 2014, Produire Au Sud 2016, Venice GAP Financing –Venice Film Festival 2017 dan mendapatkan dukungan financial dari Asian Cinema Fund 2013 dan Hubert Bals Fund +Europe –Rotterdam International Film Festival. The Sciene of Fictions melibatkan aktor Gunawan Maryanto, Yudi Ahmad Tajudin, Lukman Sardi, Ecky Lamoh, Alex Suhendra, Marissa Anita, Rusini, dan Asmara Abigail.
Baca juga: Film Pendek “Tak Ada yang Gila di Kota Ini” Masuk Kompetisi Busan International Film Festival 2019
KawanKawan Media juga akan mempresentasikan proyek/calon film Seorang Perempuan Bernama Silah dan Lelaki Bernama Dua, proyek karya yang sedang dikembangkan naskahnya oleh sutradara Yosep Anggi Noen dan produser Yulia Evina Bhara, di Asian Project Market (APM). Asian Project Market, bagian dari gelaran industri film di Busan International Film Festival 2019, adalah sebuah wahana pertemuan di antara pelaku bisnis film internasional untuk saling menemukan partner co-produksi antarnegara.
Berita gembira juga datang dari sutradara muda Wregas Bhanuteja, melalui film pendek terbaru yang ia sutradarai yaitu Tak Ada yang Gila di Kota Ini (No One is Crazy in This Town). Film ini diangkat dari cerita pendek karya Eka Kurniawan dan diproduseri oleh Adi Ekatama & Ganesya akan berkompetisi di BUSAN pada program Wide Angle – Asian Short Film Competition – Busan International Film Festival 2019.
