Jakarta – Universitas Multimedia Nusantara (UMN) kembali menggelar festival film dan animasi untuk yang ketiga belas kali. Dibuka pada Selasa, 10 Mei 2022, festival yang dinamai UCIFEST 13 ini digelar selama enam hari hingga Minggu, 15 Mei 2022.
Peminat film bisa menyaksikan puluhan film karya sineas muda melalui platform daring; Zoom, YouTube Unlisted, dan YouTube Livestream di kanal “UCIFEST 13”. Tak hanya itu, ada sejumlah diskusi dan lokakarya menarik seputar produksi film pendek dan animasi.
Dekan Fakultas Seni dan Desain UMN, Cahya Daulay mengatakan bahwa, “UCIFEST 13 ini dimaksudkan untuk mendukung perkembangan industri film dan keilmuannya. Situasi pandemi Covid-19 dan varian lainnya tak menghalangi pelaksanaan festival ini”. Sebaliknya, kata Cahya, hal itu menjadi tantangan pembuat film muda untuk menelurkan gagasan cemerlang.
“Pembelajar mesti menyikapi kondisi yang ada, termasuk pandemi. UMN tak ingin proses berkarya para pemuda terhambat. Tak ada halangan untuk berkarya,” katanya dalam konferensi pers daring pada Selasa, 15 Mei 2022. Cahya juga mengatakan, kreasi film dalam UCIFEST 13 akan menunjukkan kepekaan sineas mengasah beragam pendekatan produksi karya film dan animasi.
Baca juga: Storyteller yang Jatuh Cinta pada Film : Sebuah Wawancara dengan Monica Vanesa Tedja
Di sisi lain, bagi penonton, UCIFEST 13 menawarkan cara pandang lain terhadap pandemi yang tak melulu soal kedukaan. Karya-karya film yang diputar mengeksplorasi situasi lainnya di sekitar kehidupan masyarakat dalam masa pandemi.
Perdana Kartawiyudha selaku pengajar Program Studi Film UMN juga menekankan bahwa aturan dan pembatasan sosial dalam pandemi dapat disikapi secara positif oleh pembuat film.
“Misalnya mereka tak bisa keluar kota, maka mengolah isu-isu apa yang ada di lingkungan terdekat mereka. Selanjutnya dengan memberi perhatian lebih dan perspektif berbeda,” ucap Perdana.
UCIFEST 13 telah menampung 199 film yang terbagi dalam lima kategori, yaitu fiksi mahasiswa, animasi mahasiswa, dokumenter mahasiswa, fiksi pelajar, dan animasi pelajar. Panitia menyeleksi sebanyak 25 film kompetisi dan 6 film Official Selection yang ditayangkan selama festival berlangsung.
Metaverse dan Kritik Sosial
Sementara itu, UCIFEST 13 mengungkap problematika kehidupan sosial di masyarakat Indonesia melalui temanya “Metaverse”. Direkktur Festival UCIFEST 13, Jonathan Christopher Argianto menyebutkan, “Tema tersebut mencakup isu budaya, keluarga, perbedaan pendapat, bertahan hidup, dan pertumbuhan masa remaja”.
Keragaman masalah sosial yang dikemas ke dalam karya film ini menarik untuk ditonton. Beberapa di antaranya merupakan film karya mahasiswa UMN yang sudah berprestasi secara nasional dan internasional, seperti; Mengejar Dangdut karya Gisela Levy, Candy Monster karya Devi Kartika Dewi, dan Ahasveros karya Bobby Fernando. Ada pula dua film pendek terbaik UMN, yaitu; Gerajak dan film animasi Ambulance.
Bagi kamu yang ingin menonton dan mengikuti mata acara lainnya, dapat memesan tiket via Loket.com (https://www.loket.com/o/UCIFEST-UMN). Kamu juga bisa menyimak jadwal lengkap festival ini di laman ucifest13.com.[]