Artikel

Gambaran Keluarga dalam Film-Film di Italian Film Festival Edisi Pertama

Di penghujung 2021, para pecinta film di Indonesia dimanjakan dengan beberapa festival film, salah satunya adalah Italian Film Festival edisi pertama. Festival ini menghadirkan sembilan film terbaru dari Italia yang mengangkat berbagai isu namun memiliki poros yang sama, yakni keluarga, baik keluarga yang sudah ada, maupun menemukan keluarga.

Baca juga: Daftar Film Festival Film Italia Edisi Pertama

Festival dibuka dengan penayangan Cosa sarà (Francesco Bruni) yang diputar di Instituto Italiano Di Cultura (IIC), Jakarta. Terakhir kali aula IIC digunakan untuk pemutaran film adalah awal Maret 2020, seminggu sebelum pemberlakuan PSBB di Indonesia (pre-event Europe on Screen). Cosa sarà menceritakan tentang seorang sutradara yang mendapati dirinya mengidap leukimia. Ia pun harus menemukan pendonor yang cocok dari anggota keluarganya. Pencariannya membuka rahasia besar keluarga yang tersembunyi selama berpuluh tahun. Film ini mengingatkan kembali pentingnya dukungan keluarga untuk anggota yang tengah menghadapi krisis. Cosa sarà adalah satu-satunya film yang diputar secara offline.

Delapan film lainnya ditayangkan secara daring melalui https://www.mymovies.it/ondemand/indonesia/ dari tanggal 5 sampai 12 Desember. Situs yang berbasis di Italia ini sebelumnya sudah bekerjasama dengan pemerintah Italia dalam berbagai acara pemutaran.

Salah satu film yang mendapat segudang penghargaan – seperti David di Donatello dan berkompetisi di Berlinale – Volevo nascondermi karya Giorgio Diritti diputar secara online. Film biografi drama ini menceritakan masa hidup seorang pelukis terkenal bernama Antonio Ligabue yang dengan berbagai hambatan secara fisik maupun psikis mampu menghasilkan karya-karya berpengaruh. Dalam kondisinya yang berbeda, ia menemukan keluarga dalam imajinasi dan kreasinya sendiri.

I predatori (Pietro Castellitto) adalah drama komedi yang mempertemukan dua keluarga yang sangat berlawanan: yang satu keluarga borjuis dan intelek, yang satu lagi proletar dan cenderung fasis. Sampai satu kejadian mempertemukan mereka di dalam kondisi yang sama. Figli (Giuseppe Bonito) adalah konfik keluarga yang muncul setelah beberapa tahun bersama. Film ini mengingatkan kita bahwa kehidupan dalam keluarga tidak selalu berada di jalan lurus tanpa hambatan. Seringkali malah menemukan jalan berlumpur dan berlubang.

I Predatori

Io sono Babbo Natale (Edoardo Falcone) mengikuti kesendirian seorang mantan narapidana yang tidak tahu harus berbuat apa setelah keluar dari penjara. Usahanya untuk mencuri di sebuah rumah malah mempertemukannya dengan lelaki tua yang membuat mereka menjalani pencarian bersama-sama. Bangla (Phaim Bhuiyan) memiliki kisah menarik yang memperlihatkan perbenturan budaya di Torpignattara. Phaim seorang pemuda Muslim keturunan keluarga Banglades yang taat tapi juga penasaran dengan banyak hal. Ketaatannya diuji ketika ia bertemu dengan seorang gadis bebas bernama Asia.

Selain film-film yang disebutkan di atas, kisah keluarga dengan berbagai dinamika dan konfliknya juga bisa dilihat melalui Favolacce (Damiano D’Innocenzo, Fabio D’Innocenzo), Padrenostro (Claudio Noce) dan Non odiare (Mauro Mancini). Dengan perbedaan kondisi, hambatan dan keanehan masing-masing, setiap anggota pastilah mendambakan keluarga sebagai naungan paling nyaman dan tempat pulang paling dirindukan.

Edisi Pertama Italian Film Festival ini memberikan optimisme pelaksanaan festival film ke depan (terutama terkait film-film Eropa) yang semoga kembali normal dilaksanakan di pusat-pusat kebudayaan. Sampai jumpa pada perhelatan festival film-film Eropa Selanjutnya! Sampai jumpa Festival Film Italia tahun depan!

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular

To Top