Surabaya, 30 Mei 2025 – Ciputra Film Festival ke-4 memasuki hari ketiga dengan antusiasme yang terus meningkat dari para penonton maupun sineas yang terlibat. Mengangkat tema “Boundless”, festival ini menekankan kebebasan tanpa batas dalam berekspresi, baik dari sisi teknik penyutradaraan maupun isi cerita. Hal ini sejalan dengan semangat festival sebagai wadah apresiasi untuk para pembuat film, baik dari Indonesia maupun internasional.
Emma Regina Chandra, selaku Festival Director, menyampaikan bahwa “Boundless” dipilih sebagai tema untuk membuka ruang eksplorasi seluas-luasnya bagi para sineas. “Kami ingin menampilkan karya-karya yang tidak dibatasi oleh genre atau gaya tertentu. Justru, di sinilah kekuatan film – dalam keberagaman,” ujarnya.
Festival ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Festival Ilmu Komunikasi Universitas Ciputra, dan terbuka bagi siapa saja yang ingin berpartisipasi. Pendaftaran film dilakukan secara gratis melalui platform FilmFreeway, sebuah situs internasional yang memudahkan para pembuat film mengirimkan karya mereka ke berbagai festival di dunia.
Tiga kategori utama yang diperlombakan tahun ini adalah kompetisi fiksi, pelajar SMA, dan dokumenter, dengan subgenre seperti romansa, horor, dan komedi. Ragam kategori ini menunjukkan keberanian panitia dalam merangkul berbagai jenis perspektif sinematik.
Selain pemutaran film, festival ini juga diwarnai dengan kegiatan workshop teknik pencahayaan bersama Kak Bagus Restawan, yang bekerja sama dengan Plaza Camera. Workshop ini disambut meriah oleh para peserta yang ingin memperdalam kemampuan teknis mereka dalam dunia perfilman.
Tak kalah menarik, sesi Expert Talk menghadirkan aktris papan atas Asmara Abigail yang berbagi pengalamannya dalam industri film nasional dan internasional. Kehadirannya menjadi magnet tersendiri, terutama bagi sineas muda yang ingin belajar langsung dari praktisi berpengalaman.
Pemutaran film dilakukan di dua lokasi berbeda, yaitu Atrium Ciwo yang disulap menjadi open-air cinema dan dapat dinikmati secara gratis oleh pengunjung, serta di Studio 7 dengan harga tiket terjangkau sebesar Rp. 25.000.
Melalui berbagai kegiatan ini, festival diharapkan dapat menjadi jembatan penting bagi para filmmaker untuk memperkenalkan karya mereka dan mengangkat isu-isu baru di masyarakat. “Kami berharap festival ini bisa berkelanjutan dan membawa dampak positif bagi kemajuan perfilman, tidak hanya di tingkat lokal tapi juga global,” tutup Emma Regina.
Puncak acara malam ini mengumumkan para pemenang dari empat kategori utama: Best Fiction Competition, Best Documentary Competition, Best High School Student Competition, dan Audience Choice. Selain itu terdapat Special Mention untuk karya film yang layak mendapat apresiasi di luar ke-empat kategori utama. Penambahan kategori khusus bagi pelajar SMA menjadi sorotan tersendiri, karena memperluas ruang apresiasi bagi generasi muda yang tertarik di bidang perfilman. Kategori Best Fiction, Best Documentary, Best High School Student dinilai langsung oleh dewan juri yang terdiri dari profesional dalam perfilman dan akademisi, sementara Audience Choice dipilih oleh publik melalui voting secara langsung di Ciputra World Mall. Kategori Best High School Student dihadirkan sebagai bentuk dukungan terhadap potensi sineas muda yang memulai karirnya sejak dari bangku sekolah.
Pemenang Kategori Kompetisi Utama
- Best Fiction Competition:
Pencatat Rindu yang Datang di Tengah Malam – Wisnu Surya Pratama (Indonesia) - Best Documentary:
Black Rain in My Eyes – Amir Masoud Soheili (Iran) - Best High School Film:
A Blue Marked Disc – Ayyub Basya (Indonesia)
Pemenang Audience Choice Awards
- Fiction Competition:
Pencatat Rindu yang Datang di Tengah Malam – Wisnu Surya Pratama (Indonesia) - Documentary Competition:
Amba – Valerii Pavlovich Uskov (Rusia) - High School Student Competition:
Saka Suwung – Muhammad Asrul Mufadlol (Indonesia) - Gag O Rama:
Revi Siterusah Heart Voice – Anggra Prastika Rosche (Indonesia) - Whispers From The Void:
Cah Ayu – Mochamad Okky Allansyahady (Indonesia) - Devotion In Motion:
Spiral – Rosihan Amril Farouqi (Indonesia)
Special Mention
- A Deal – Ajay Kannaujiya (India)
