Berita
UCIFEST – UMN Animation & Cinema Festival 7 Telah Usai Diselenggarakan
UCIFEST 7 – UMN Animation & Film Festival yang diselenggarakan pada 15 – 17 November di Lecture Hall Universitas Multimedia Nusantara, Gedung New Media Tower Lt.3 & Cine Space, Scientia Square Park telah usai diselenggarakan. “Hari ini saya terharu melihat antusiasme seluruh pengunjung yang turut memeriahkan acara UCIFEST 7. Saya teringat perjalanan 6 tahun yang lalu, disaat UCIFEST itu hanya sekedar pemutaran film mata kuliah Digital Cinematography namun sekarang sudah menjadi sebuah festival film bertaraf Nasional.” ujar Ina L. Riyanto selaku Kepala Program Studi FTV UMN.
Baca juga: UMN Animation & Film Festival Siap Digelar
Tahun ini, UCIFEST turut menampilkan beberapa program tambahan seperti layar tancap dengan memutar beberapa film klasik Indonesia serta Meet the Judges dengan menghadirkan bincang-bincang dengan para juri yang telah malang-melintang di dunia perfilman yang memaparkan kesibukan mereka serta kriteria film yang akan dipilih sebagai pemenang.
Suasana layar tancap dalam UCIFEST 7 (foto: dokumentasi UCIFEST)
Berikut daftar lengkap pemenang UCIFEST 7
Kategori UMN:
Best Short Fiction Film: Mengejar Dangdut oleh Gisela Levy
Best Short Animation Film: NJ*NG oleh Bryan Arfiandy
Kategori Umum:
Best Short Fiction Film: Sedeng Sang oleh M. Reza Fahriansyah
Best Short Animation Film: Cangkir Brilik oleh Shinta Maharani
Kategori Pelajar:
Best Short Fiction Film: Izinkan Saya Menikahinya oleh Raeza Raenaldy Sutrimo
Best Short Animation Film: Angan oleh Aji Nurhidayat
Audience Award:
Mengejar Dangdut oleh Gisela Levy
Jury’s Special Mention:
Hari Biasa, Orang Biasa oleh Dharma Putra P.N
Pitching Forum:
Tembok oleh Brandon Omar Hetarie
Titik Merah oleh Rachel Feliana
Dalam jury statement yang dibacakan oleh perwakilan juri animasi, Fachrul Fadly, usai pengumuman pemenang, untuk perwakilan juri animasi mengungkapkan bahwa yang dicari dalam kategori ini adalah visualisasi yang khas namun mudah dipahami. Sementara untuk kategori fiksi yang dibacakan perwakilan juri fiksi Vivian Idris, production value untuk film pendek serta variasi penyampaian cerita yang baru dan out of the box menjadi hal yang menentukan dalam pemilihan film terbaik. Dalam prosesnya, para juri kemudian merasa harus memberikan special mention untuk film Hari Biasa, Orang Biasa.
Program fokus film-film luar Tangerang
Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini UCIFEST khusus mengundang film-film dari luar daerah untuk ditampilkan dan didiskusikan yang mana pada tahun ini mengundang film-film pelajar Purbalingga yang dibuat dengan bimbingan komunitas film CLC Purbalingga dalam program bernama Focus on CLC Purbalingga.
Dalam keterangannya, Lulu Ratna selaku salah satu penanggung jawab dari festival memaparkan bahwa diadakannya program khusus tahun ini merupakan usaha UCIFEST memperkenalkan festival mereka pada komunitas-komunitas di luar lingkup UMN sekaligus juga memperkenalkan pergerakan-pergerakan komunitas di luar daerah pada pengunjung UCIFEST.
Iskandar, yang mewakili CLC Purbalingga dalam program menyambut positif adanya program ini. Menurutnya program seperti ini perlu diadakan pada tiap festival sehingga masing-masing dapat melihat perkembangan film di berbagai daerah, “sekalian menambah jaringan” lanjut Iskandar. Mengamati bagaimana film-film Purbalingga diputar di UCIFEST, Iskandar senang bahwa film-film yang ia bawa ternyata berhasil menyampaikan pesannya pada khalayak selain tentunya dapat dilihat oleh khalayak ramai.
Sebagai penonton yang mengikuti semua sesi pemutaran dari awal sampai di lokasi, Iskandar melihat bahwa UCIFEST merupakan festival yang ditata dengan baik, terutama dari segi pengelolaan waktu. “on time-nya bagus, manajemennya keren dan rapi” terang Iskandar. Iskandar sendiri berharap dari UCIFEST dapat sering main ke festival luar daerah dan juga dari festival ini dapat muncul pentolan-pentolan baru yang lahir.