Berita

Proyek Film “Ta-Thung”: Merekam yang Nyata dan yang Tak Nyata

Siaran Pers

Sutradara Indonesia, Ismail Fahmi Lubis, secara resmi memulai produksi film dokumenter Ta-thung (judul sementara) di Singkawang, Kalimantan Barat. Film ini berkisah tentang Ahen, yang tidak menyangka Dewa sang ayah memilihnya sebagai wadah berikutnya. Ajung (almarhum), ayah Ahen, sebenarnya telah mempersiapkan putra sulungnya Ashan untuk menjadi penerima kekuatan spiritual yang dipegang hampir sepanjang hidupnya. Ashan menyambut baik kekuatan ini. Tetapi dalam beberapa tahun yang singkat, semuanya berubah. Melihat kakaknya lepas kendali dan berserah pada kematian, membuat Ahen mempersiapkan dirinya untuk tanggung jawab penting ini. Ahen pun menyanggupi bahwa dia berada di urutan berikutnya dalam garis keturunan penerima kekuatan ini. Identitasnya sendiri akan selamanya terhubung dengan kekuatan spiritual itu.

“Film drama keluarga ini bercerita tentang keluarga yang unik dan mistis. Secara visual saya mencari dunia antara yang ‘nyata’ dan yang ‘tidak nyata’. Saya pun menggabungkan pengamatan observasional dengan rasa realita visual yang bergaya, terutama untuk adegan yang menggambarkan percakapan dengan dunia arwah”, ungkap Ismail Fahmi Lubis.

Film ini diproduksi oleh tim Two Islands Digital (2ID) di Jakarta yang juga berkolaborasi dengan Ismail dalam film dokumenter Help Is On The Way (GoPlay, PTS Taiwan, EBS Korea Selatan).

“Ismail pertama kali datang kepada kami dengan ide film ini pada tahun 2018 saat Docs by the Sea di Bali. Kami langsung tertarik pada sifat visual dan akses Ismail terhadap cerita yang sangat unik ini. Ismail adalah bakat nyata dalam komunitas film Indonesia dan kami sepenuh hati menyambut kerja sama dengannya sekali lagi” papar Nick Calpakdjian selaku produser.

Kepedulian pada Tradisi dan Identitas

Ismail pun menjelaskan alasan lainnya mengapa ingin memproduksi film ini. “Dewasa ini, alih-alih mencari pengetahuan dari para orang tua, banyak yang langsung mencari Google – alam digital. Pengetahuan tradisional mulai hilang nilainya. Orang tua berupaya mewariskan tradisi keluarga dari generasi ke generasi, yaitu untuk kelanjutan identitas diri dan menjaga agar sejarah asal tetap hidup. Sayang banyak remaja yang berpaling. Banyak keluarga kesulitan mempertahankan adat istiadat dan generasi baru tampak melepaskan identitas mereka. Lalu apakah Ahen pun akan berpaling dari Dewa ayahnya? Bisakah dia? Apakah hal ini akan mengubah jati diri dan jalan hidupnya?”

Baca juga: Tiga Film Indonesia Didistribusikan Studio Troma Entertainment

Ismail dan 2ID telah merilis kampanye penggalangan dana (crowdfunding) di IndieGoGo guna menutupi biaya pengambilan gambar pertama. Tim juga akan membawa film ini ke pasar film internasional untuk mencari dukungan lebih lanjut. Kunjungi IndieGoGo untuk informasi lebih lanjut mengenai bagaimana cara mendukung produksi film Ta-thung.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular

To Top