Berita

A Crude Injustice – Film Dokumenter Mengenai Dampak Pencemaran Perairan Timor Barat

Seorang sineas dari Australia Barat membuat film dokumenter yang menyorot dampak yang terjadi dari bencana yang terlupakan di Australia yang merenggut kehidupan ribuan nelayan dan petani rumput laut Indonesia.

Dengan judul A Crude Injustice, dokumenter ini mengangkat kisah yang terjadi setelah setelah jutaan liter minyak mencemari sampai ke laut Timor dari tempat pengeboran yang terletak di antara teluk Australia Barat dan kepulauan Rote di Indonesia. Film berdurasi 26 menit ini merupakan hasil investigasi selama tujuh tahun dari pembuat film independen Jane Hammond.

Pada 21 Agustus 2009, kilang minyak di Montara meledak dan mengakibatkan kebocoran minyak sampai ke laut Timor selama lebih dari 70 hari. Pemerintah Australia kemudian menyemprotkan ribuan liter cairan beracun untuk mengencerkan minyak yang kadung mencemari lingkungan.

Produser dan sutradara film, Jane Hammond pada 2009 bekerja sebagai jurnalis cetak di koran The West Australian saat bencana terjadi. Mengikuti tragedi ini selama beberapa tahun, Hammond merasa frustasi terhadap ketidakadilan yang ia lihat.

Tahun 2013, Hammond memutuskan untuk membuat dokumenter mengenai kejadian tersebut namun sebelumnya ia perlu belajar bagaimana membuat film, menggunakan kamera video dan menyunting gambar. Ia pun kembali ke Universitas untuk membekali diri dengan kemampuan tersebut demi dapat menceritakan kisahnya.

Hammond melanjutkan, sebagai jurnalis ia tidak mengerti bagaimana isu ini bisa dengan mudah dilupakan publik dan bagaimana perusahaan yang bertanggungjawab terhadap polusi tersebut, PTTEP terus menyangkal bahwa minyak yang mencemari telah banyak merugikan Indonesia padahal telah banyak saksi mata dan bukti-bukti.

Dalam pemutaran “A Crude Injustice” untuk media, yang berlangsung pada hari Selasa 20 Juni 2017, dihadirkan beberapa pihak yang turut mengawal permasalahan ini antara lain Ferdi Tanoni (Ketua Yayasan Peduli Timor Barat), Prof. Ir. Mukhtasor M. Eng., PhD (Ketua Asosiasi Energi Laut Indonesia), dan Jane Hammond Sendiri.

Pemaparan perkembanan kasus Montara oleh narasumber yang hadir. (foto: Infoscreening)

Dalam diskusi bertajuk “8 Tahun Kasus Montara” ini, masing-masing narasumber memberikan update terbaru mengenai kasus ini. Fredi Tanoni sendiri dalam keterangannya menyebutkan, pihak yayasan berharap adanya penelitian lebih lanjut yang dilakukan peneliti-peneliti independen terhadap dampak kasus Montara.

Ditanyai mengenai harapannya terhadap film, Jane Hammond berharap filmnya kemudian dapat disiarkan di saluran televisi Australia agar dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat dan menekan pemerintah untuk ikut menangani dan mengawal penanggulangan yang adil.

Selepas Idul Fitri 2017 akan diadakan pemutaran terbatas dengan audiensi berbagai pihak termasuk kementrian. Setelahnya, film ini juga akan dibawa ke berbagai lokasi dan audiens di Indonesia. (Sebagian besar diambil dari rilis pers.)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular

To Top