Sumber: press release
Jakarta — Dunia desain terus mengalami transformasi. Bukan hanya soal tampilan visual atau estetika semata, tetapi juga menyentuh isu-isu sosial, lingkungan, hingga teknologi yang berkembang pesat. Di tengah dinamika tersebut, MyEduSolve menghadirkan sebuah ruang yang tak hanya memfasilitasi kreativitas, tetapi juga mendorong kolaborasi lintas disiplin: KANVAS Conference.
Digelar pada Selasa, 26 Agustus 2025 di Komunitas Salihara Arts Center, Jakarta, konferensi ini akan menjadi tempat berkumpulnya para desainer, kreator, dan pemikir muda dari berbagai latar belakang. Mengusung tema besar Design for All, KANVAS tidak hanya menjadi ajang berbagi gagasan, melainkan juga wadah untuk menyuarakan ide, menjajaki kolaborasi, dan menyusun strategi kreatif yang berdampak luas. KANVAS menyuguhkan format acara yang padat dan variatif. Mulai dari diskusi panel, sesi talkshow, hingga rangkaian workshop interaktif yang dirancang untuk mempertemukan para peserta dengan para praktisi, pengajar, dan pelaku industri kreatif yang telah malang melintang di dunia desain.
Salah satu sesi yang menarik perhatian adalah “Behind the Studio Doors”, yang mengupas perjalanan membangun studio kreatif dari nol—berhadapan dengan tantangan pasar, ketatnya kompetisi, hingga pergulatan identitas visual yang terus berkembang. Sesi lain seperti “Design Thinking for Inclusion” dan “Designing Brand Evolution” menyoroti bagaimana desain dapat menjadi alat perubahan sosial sekaligus medium komunikasi yang inklusif.
Tidak sampai di situ, Kanvas juga menghadirkan sesi “Survival Guide for Designers in the AI Era” yang membekali para desainer muda dengan pemahaman baru menghadapi revolusi teknologi. Sedangkan “More Than a Character”, yang dibawakan oleh Faza Meonk, kreator komik Si Juki, membuka wacana seputar pengelolaan kekayaan intelektual (IP) dan transformasi karakter menjadi brand yang mendunia.
Sementara itu, pada sesi workshop, peserta diajak untuk lebih aktif bereksperimen. Salah satunya dalam “Type It Yourself”, sebuah pelatihan pembuatan font dari sketsa tangan sendiri, yang memberi kesempatan bagi peserta untuk mengeksplorasi aspek teknis sekaligus ekspresif dari tipografi. Ada pula workshop “Inclusivity Design Mapping”, yang mengajarkan cara merancang produk atau layanan yang menjangkau kelompok-kelompok marjinal.
KANVAS Conference juga menampilkan deretan pembicara yang berasal dari berbagai disiplin dan pendekatan desain. Beberapa di antaranya adalah Helen Agustine, pendiri Helen Agustine Studio; Andra Winatama, seniman live-coding sekaligus pendiri Algorapture; KAE Oktorina, seniman media; serta Ikbal Alexander, pegiat desain ramah lingkungan dari Kertabumi.
Dalam rilis yang diterbitkan oleh penyelenggara, konferensi ini bukan hanya dimaksudkan sebagai event tahunan, melainkan sebagai langkah strategis MyEduSolve untuk membangun ekosistem kreatif yang berkelanjutan.
“Kami ingin menciptakan ruang kolaboratif yang menginspirasi, bukan hanya sebagai forum pembelajaran, tetapi juga tempat tumbuhnya proyek-proyek baru,” ujar salah satu penyelenggara.
Bagi para desainer muda yang ingin berkembang, mencari jejaring baru, atau sekadar menggali inspirasi, KANVAS Conference menjadi momen yang tak boleh dilewatkan. Dengan tempat terbatas dan peminat yang tinggi, peserta disarankan untuk segera mendaftar melalui situs resmi MyEduSolve.
KANVAS bukan sekadar konferensi, melainkan kanvas tempat para kreator menuangkan gagasan, membangun kolaborasi, dan menyusun ulang masa depan dunia desain.
