Film diawali ketika seorang gadis yang kita ketahui bernama May masih berusia 14 berjalan sendiri menikmati suasana taman rekreasi. Selanjutnya ia kemudian diperkosa bergilir oleh sekelompok orang tak dikenal. May mengalami trauma yang mendalam dan menarik diri terus menerus sampai delapan tahun selanjutnya.
Peristiwa tersebut tidak hanya berdampak pada kehidupan May tetapi juga pada Bapak (Lukman Sardi). Bapak May sangat terpukul, menyalahkan dirinya karena tidak dapat menjaga putrinya. Di dalam rumah ia merupakan bapak yang penyayang namun di luar rumah ia menyalurkan emosinya di ring tinju dan kemudian juga berganti arena di tarung liar. Trauma yang mereka alami itu berlangsung hingga delapan tahun.
Dijelaskan dalam konferensi pers (23/4) di Plaza Indonesia, Rayya Makarim selaku penulis dan produser menjelaskan bahwa titik awal dari film 27 Steps of May terinspirasi dari kekerasan Mei 1998. “Film ini semacam alegori dari apa yang terjadi saat itu”.
Baca juga: Ravi Bharwani: Pentingnya Support System Bagi Penyintas
Film berdurasi 112 menit ini dibintangi oleh Raihaanun, Lukman Sardi, Ario Bayu, dan Verdi Solaiman. Film ini pertama kali diputar di Busan International Film Festival pada Oktober 2018 dan setelahnya diputar di berberapa festival film internasional seperti Cape Town International Film Market & Festival, Goteborg Film Festival, dan Bengaluru International Film Festival.
27 Steps of May mulai tayang 27 April 2019 dan setelahnya akan tayang secara bergilir dari layar ke layar di berbagai kota di Indonesia. “27 Steps of May mulai beredar di bioskop bertepatan dengan acara Women’s March pada tanggal 27 April 2019. Kami akan ikut long march, setelah itu kami mengadakan nonton bareng bersama partisipan Women’s March di XXI, Taman Ismail Marzuki,” ujar Wilza Lubis, yang juga menjabat sebagai produser dalam film ini.
