Festival

Menengok Film-Film Pendek Indonesia dan Aktivitas Terkini Pembuatnya dalam Boemboe Forum 2018

Posted on

Infoscreening.co – Perkembangan perfilman Indonesia hingga saat ini –khususnya pada tataran film pendek– tidak hanya dapat dilihat melalui kualitas film-film yang ada, namun juga pada bagaimana pembuatnya berkegiatan sehari-hari. Dalam Boemboe Forum 2018 (13-14/7), hal tersebut dapat kita tengok bersama.

Activism Forum dan Pendukung Boemboe Forum

Boemboe Forum yang tahun ini telah sampai pada penyelenggaraan ke-15, terasa spesial. Bagaimana tidak, dengan bekerja sama dengan In-Docs dan mendapat Fasilitasi Pengembangan Perfilman bagi Komunitas dan Masyarakat dari Pusbang, Boemboe Forum 2018 juga mengadakan forum tambahan “Activism Forum”. Sebuah ajang tempat para peserta forum saling berdiskusi tentang kegiatan terkait film di luar produksi film pendek.

Selain itu dibuka juga booth dari para mitra pendukung acara: Akademi Samali, Infoscreening, Kineforum dan Kongkow Grafis. Total 120 penonton menghadiri acara yang berlangsung selama 2 hari ini.

Sembilan Peserta Mempresentasikan Karya

Bertempat di GoetheHaus Jakarta, sembilan pembuat film pendek –yang karyanya menonjol pada setahun terakhir– hadir sebagai peserta dan mempresentasikan karya terbarunya.

Sembilan peserta ini adalah sebagai berikut.

  1. Gilang Bayu Santoso (Bandung)
  2. Wahyu Utami (Yogyakarta)
  3. Hizkia Subiyantoro (Yogyakarta)
  4. Tunggul Banjaransari (Semarang/Solo)
  5. Zhafran Solichin (Jakarta)
  6. Sarah Adilah (Serpong/Palu)
  7. Candra Aditya (Jakarta)
  8. Hariwi (Jakarta)
  9. Reza Fahriyansyah (Yogyakarta)

Cerita Pembuat Film

Seperti yang telah diungkapkan, selain mempresentasikan karya, dalam “Activism Forum” kesembilan pembuat film pendek bersama berbagi tentang kesibukan mereka. Termasuk berbagi seputar cara mereka bersiasat dalam membiayai hidup dan juga tetap menelurkan karya.

Beberapa di antara pembuat film ada yang masih menjadi mahasiswa seperti Zhafran, Sarah dan Hariwii. Ada juga yang saat ini mengajar film seperti Tunggul, Wahyu Utami, dan Hizkia. Kemudian yang bekerja sebagai pegawai untuk korporasi seperti Gilang.

Ada pula pembuat film yang kegiatan sehari-harinya dianggap bertabrakan dengan kegiatan produksi yaitu Candra Aditya, penulis ulasan film untuk berbagai media daring. Tidak ketinggalan Reza Fahri yang telah menjadi salah satu juru program untuk Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF).

Program yang Mengaitkan Karya

Untuk menambah keasyikan menonton karya para peserta, Organisasi Boemboe membingkai program yang menunjukkan keterkaitan diantara karya kesembilan peserta. Program pertama “Past, Present, Future”, mengusung film-film yang berkisah tentang masa lalu. Baik berdasarkan ingatan, arsip film dan biografi tokoh. Masa kini tentang penglihatan melalui suara, hingga masa depan saat tokoh utama dalam film bersiap menghadapi kejadian yang tak terelakan.

Program hari kedua “Surviving The Ritual”, mengusung film-film yang berbicara mengenai ‘ritual’ yang harus dihadapi dan dijalani tokoh utama sebagai bagian dari perjalanan hidup.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular

Copyright © 2016 Infoscreening.

Exit mobile version