Kota Samarahan, Sarawak – 3 Juli 2024 – Mini Film Festival x Mini Arts Festival tahun ke 20, yang selama ini dinantikan telah kembali, menjanjikan pengalaman tak terlupakan bagi para penikmat film dan seni di Sarawak.
Didukung oleh Majlis Seni Sarawak (MSS) dan FINAS, festival film pendek terlama di Malaysia, Program Sinematografi dari Fakultas Seni Terapan dan Kreatif, Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS) akan menyelenggarakan Mini Film Festival x Mini Arts Festival. Festival ini akan berlangsung di La Promenade Mall, Kota Samarahan, dari 18 hingga 21 Juli 2024 dan terbuka untuk umum.
Tema ‘SEarcH’ mencerminkan komitmen festival yang tak tergoyahkan untuk terus mencari cara paling berdampak dalam menyatukan pembuat film, seniman, film, dan penonton. Sejak awal, festival ini telah bekerja keras menyoroti para pembuat film dan seniman yang sedang naik daun.
“Upaya tak henti-henti kami bertujuan untuk menjalin hubungan antara pembuat film dan penonton, melampaui Malaysia hingga ke festival film internasional terkenal seperti Minikino Film Week (Indonesia), Thai Short Film and Video Festival (Thailand), Wathann Film Festival (Myanmar), Reel Asian (Kanada), dan lainnya,” kata Yow, direktur festival dari MFF x MAF ke-20.
“Ini juga diwujudkan melalui Sesi Jaringan Komunitas Film dan Seni perdana kami yang disponsori oleh Japan Foundation Kuala Lumpur, yang bertujuan untuk membentuk jembatan kolaboratif antara pembuat film, seniman, dan programmer dari Asia Tenggara dan Jepang dengan rekan lokal mereka di sini,” tambah Yow.
MFF x MAF ke-20 Tampilkan Pembuat Film Terkemuka dan Pakar NFT
Selain pemutaran film reguler yang menampilkan film-film dari Asia Tenggara, Jepang, dan film-film nominasi dari program kompetisi (termasuk kategori pelajar, terbuka, dan kategori Borneo yang baru), festival ini menawarkan enam lokakarya yang mencakup berbagai topik: dari pemanfaatan AI dalam domain kreatif dan memonetisasi NFT, hingga mengarahkan aktor, bercerita, pencahayaan, dan mendirikan perusahaan video sendiri. Salah satu fasilitatornya, Mr. Bazil Bolia, seorang insinyur yang beralih menjadi kolektor dan seniman NFT, telah meraup jutaan dari investasi NFT dan kripto.
Bersama dengan aktor/sutradara terkenal Dato’ Afdlin Shauki dan Mr. Rashid Salleh, Mr. Nik Amir, Ms. Nadira Ilana, Ms. Prisca Wong, dan Ms. Emma Kawawada akan berperan sebagai fasilitator lokakarya, juri film kompetisi, atau menampilkan film mereka selama festival. Berkat Japan Foundation, Ms. Emma Kawawada akan diterbangkan dari Jepang untuk bertemu dengan penontonnya dan menjalankan lokakarya bercerita.
Menambah kemeriahan acara, MFF x MAF ke-20 menyuguhkan serangkaian pertunjukan musik dari para musisi lokal yang sedang naik daun, termasuk Elizabeth Bungan dan siswa berkebutuhan khususnya yang tampil dengan sape, TaDan dari Miri yang menampilkan musik etnik jazz modern, serta Adruce Azman, JayC Ho, dan Roxy Ixzy yang telah memenangkan penghargaan dari Sarawak. “Kami tentu senang dapat menyoroti para seniman lokal yang sedang naik daun ini kepada semua tamu dan peserta festival kami, baik yang berasal dari Sarawak maupun luar Malaysia,” ungkap Yow.
Peserta dapat tetap mendapatkan informasi terbaru tentang semua berita dan pengumuman tentang festival dengan mengikuti @minifilmfestival di Instagram, TikTok, dan Facebook. Untuk informasi lebih lanjut mengenai jadwal lengkap festival dan pendaftaran lokakarya, kunjungi situs web festival di https://bit.ly/MFFxMAF.
sumber: rilis MFF