Sebuah ko-produksi dari Japan Foundation Asia Center dan Tokyo International Film Festival. Seri kedua bertajuk Asian Three-Fold Mirror 2018: Journey.
Tahun 2014, Tokyo International Film Festival (TIFF) dan Japan Foundation Asia Center bersama-sama meluncurkan film seputar pertukaran budaya yang berfokus pada Asia demi menyongsong tahun 2020, di mana Tokyo Olympics dan Paralympics akan diselenggarakan. Program ini dimaksudkan untuk memperdalam rasa saling memahami antarnegara di Asia. Pada 2015, proyek film seri omnibus Asia: Asian Three-Fold Mirror diluncurkan sebagai bagian dari usaha tersebut.
Proyek Asian Three-Fold Mirror melibatkan tiga sutradara terkemuka Asia untuk membuat film omnibus dengan mengusung satu tema yang sama, “Journey”. Tema dipilih untuk menunjukkan bahwa perjalanan melebihi ruang dan waktu. Proyek ini melibatkan kru dan pemeran dari berbagai negara yang melakukan proses produksi di Cina, Myanmar dan Jepang. Nicholas Saputra muncul dalam ketiga seri itu.
Film-film dalam Asian Three-Fold Mirror 2018: Journey
Bagian pertama, The Sea karya Dagena Yun dari Cina, bercerita tentang seorang ibu dan anak perempuannya yang melakukan perjalanan dari Beijing ke pesisir pantai untuk menaburkan abu sang ayah yang telah tiada. Sepanjang perjalanan kita dapat melihat bagaimana interaksi tidak ideal berkembang sepanjang perjalanan ini.
Sedangkan Hekishu karya Daishi Matsunaga dari Jepang bercerita tentang seorang pengusaha Jepang yang berada di Yangon, Myanmar, untuk sebuah proyek pembangunan. Di sana ia bertemu dengan seorang perempuan bernama Su Su dan hubungan mereka berkembang.
Film ketiga, Variable no. 3 yang disutradarai Edwin dari Indonesia menceritakan tentang perjalanan sepasang suami istri yang berlibur ke Jepang. Dalam perjalanan terungkap bahwa mereka memiliki masalah yang kompleks dan seorang peneliti yang mereka temui di sana hadir dengan membawa sebuah solusi.
Baca juga: Kisah dan Tiga Lagu Dialita Tutup Film Musik Makan 2019
Untuk Indonesia, Omnibus ini pertama kali dipresentasikan di JAFF 2018, untuk Jakarta pertama kali ditayangkan di Film Musik Makan (FFM) 2019. Dalam pemutaran di FFM 2019 hadir tim dari Palari, antara lain Meiske Taurisia, Muhammad Zaidy, dan Edwin. Turut hadir hadir pula Prima Rusdi selaku penulis. Dalam kesempatan ini mereka menceritakan berbagai hal, mulai dari awal mula keterlibatan Palari, proses kreatif yang terjadi antara Edwin dan Prima Rusdi, komunikasi yang terjalin dengan sutradara lainnya, serta para pemeran yang dipilih karena dianggap telah memahami dengan baik konflik yang dialami para karakter dalam Variable no. 3.
Asian Three Fold Mirror: Journey mulai diputar di Kinosaurus dan akan diputar di berbagai layar kota Semarang mulai Maret 2019.
