Berita

Viu Pitching Forum, Kesempatan Sineas Visualkan Ide

Setelah sukses menyelenggarakan Viu Female Story Festival pada tahun lalu, kini Viu berevolusi menjadi Viu Pitching Forum (VPF). Kesempatan bagi para sineas untuk mewujudkan idenya untuk divisualkan, dan mendapat kesempatan belajar bareng para mentor.

Rencananya, untuk memuluskan program ini, akan diadakan roadshow  ke berbagai kota seperti Jakarta, Tangerang, Makassar, Yogyakarta, dan Bandung. Dalam kelilingnya, Viu akan mengajak Nia Dinata untuk memberikan kiat-kiat apa saja yang perlu disiapkan oleh peserta yang akan mengikuti pitching.

VPF berlangsung selama 16-24 Maret 2018, peserta yang akan mengikuti pitching, nantinya diminta untuk mengunggah beberapa kelengkapannya di laman dramabanget.com, seperti logline, sinopsis, dan video durasi satu menit yang sudah diproduksi. Para juri akan menyeleksi melalui data yang sudah dikirim para peserta lewat dramabanget.com.

Nantinya, akan dipilih 10 peserta yang mengikuti mentoring selama lima hari di Anyer bersama para mentor, seperti Nia Dinata, Lasja Susatyo, Lucky Kuswandi, Andri Cung, Sammaria Simanjuntak, Aline Jusria, dan Melissa Karim.

Dari 10 peserta yang mengikuti mentoring selama lima hari, akan dipilih satu peserta yang idenya akan diwujudkan menjadi salah satu seri orisinal Viu. Nia Dinata, sutradara Ca Bau Kan ini, memberikan kiat bagi peserta yang tertarik ikut pitching dari Viu.

“Perlu tahu dulu ya, kalau pitching seperti ini sudah ada di mana pun, dunia global, dan sudah sejak lama. Kita, juga tukang (ikut) pitching. Mereka yang mau mendanai kita, pasti nyari yang paling meyakinkan. Mencari karakter filmmaker yang meyakinkan. Selain itu, tentunya ya yang the most original,” beber Nia saat konferensi pers di XXI Plaza Indonesia, Kamis, (15/03).

Selain Nia, sutradara Selamat Pagi, Malam, Lucky Kuswandi juga memberikan petunjuk untuk para peserta yang akan mengikuti VPF. Ia juga menyatakan, bahwa kemampuan mempresentasikan ide harus dimiliki oleh setiap filmmaker, terutama sutradara dan produser.

“Soal pitching itu makanan sehari-hari kita lah. Jadi ini kualitas yang sangat harus dimiliki filmmaker, apa lagi kalau kamu produser atau sutradara. Kalau aku sih, di VPF ini nyarinya yang drama banget. Kalau pembuatnya enggak bisa meyakinkan, enggak mungkin akan terpilih,” ujar lelaki berkaca mata ini.

Untuk info lebih lanjut, kalian yang tertarik mengikuti Viu Pitching Forum (VPF), bisa akses ke laman dramabanget.com.

Perkenalkan Kenapa Harus Bule? Sebagai Film Orisinal Viu Pertama

Selain mengumumkan program VPF, Viu juga menayangkan Film Orisinal Viu pertama di Indonesia, Kenapa Harus Bule? Film yang ditulis sekaligus digarap sutradra yang menjadi bagian dari mentor VPF, Andri Cung, menyajikan narasi perempuan bernama Pipin yang terobsesi menikahi bule. Namun, dalam perjalanannya, tidak mudah bagi Pipin, terlebih usianya yang mendekati kepala tiga. Tenggat waktu baginya, untuk memutuskan, menikah, atau tidak sama sekali.

Bersama Arik, sahabatnya, Pipin menemukan perjalanan yang lebih berarti dan memaknai kembali apa yang dicitakannya untuk menikah dengan bule. Film yang mengambil latar di Bali ini, menyuguhkan komedi segar nan satiris.

“Aku riset selama satu tahun ya, untuk kemudian menulis cerita ini, dan ketemu dengan semacam komunitas bule hunter. Sebenarnya aku berangkat dari kondisi sosial yang semakin judgemental. Kadang kita enggak ngerti, tapi judge. Padahal, kita enggak harus setuju, tapi cukup paham aja,” ungkap Andri Cung, yang juga menyutradari The Sun, The Moon, and The Hurricane.

Michael Kho, pemeran Arik yang menjadi teman Pipin (Putri Ayudya), juga menuturkan mengapa ia tertarik untuk bergabung dalam film yang berdurasi 95 menit ini. “Kita lebih suka mendengarkan fakta yang enak didengar. Ketimbang yang terlihat jahat tapi jujur. Nah, siapa nih, yang mau bawa kejujuran itu di society kita?” tutupnya.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular

To Top