Berita

Tabula Rasa Diputar dan Umumkan Launching Soundtrack di Platform Digital dalam Kreasi Movie Corner

Program Kreasi Movie Corner (KMC) tanggal 4 Agustus 2019 menghadirkan sesuatu yang berbeda dengan berkolaborasi dengan LifeLike Pictures. Selain memutar Tabula Rasa, yang menjadi bagian dari program KMC bulan Agustus yaitu tentang kuliner, diumumkan juga launching soundtrack dari Tabula Rasa yang kini hadir di platform digital. Hadir dalam sesi diskusi dan tanya jawab, Sheila Timothy (Produser), dan komposer Indra Perkasa Lie. Dari jajaran pemain Tabula Rasa hadir hampir lengkap yaitu Jimmy Kobogau pemeran Hans, Dewi Irawan, Yayu Unru.

Baca juga: Kreasi Movie Corner: Ruang Pemutaran Alternatif Baru Warga Jakarta

Sheila Timothy (biasa dipanggil Lala) membuka sesi diskusi dengan menjelaskan bagaimana awal dari cerita Tabula Rasa yang ternyata sangat personal. Dilatar belakangi dengan meninggalnya Ayahanda beliau, dan kemudian melihat bagaimana ibunda beliau yang sangat suka memasak merespon hal tersebut sampai akhirnya muncul kesempatan untuk membuat film tentang kuliner. Dari sana kemudian ide tentang masakan Minang dan keistimewaan gulai kepala kakap (makanan yang menjadi sorotan dari film) muncul.

Panelis lainnya Lie Indra Perkasa menjelaskan tentang proses pembuatan music untuk Tabula Rasa. Koheren dengan film yang menceritakan tentang harmoni Nusantara juga generasi muda dan tua, music Tabula Rasa menggunakan alat music modern seperti synth dan loops yang dipadukan dengan irama music tradisional seperti triton, tifa, talempong dan juga melodi dari biola, cello, serta sebuah grand piano yang berusia setengah abad. “Saya ingin menunjukan keberagaman Indonesia yang pada akhirnya bisa menjadi harmoni yang indah” ungkap Indra yang pada proses pembuatan music, juga turut melakukan riset dan perjalanan ke berbagai lokasi riset film.

Dewi Irawan, Rommy Kobugau, dan Yayu Unru dari pihak pemeran dalam film bercerita bagaimana spesialnya film Tabula Rasa bagi mereka. Khususnya bagi Yayu Unru yang harus menghayati peran sebagai juru masak dengan mengunjungi rumah makan Minang yang autentik, dan tantangan yang hadir ketika harus syuting saat menahan beban kolesterol saat penghayatan peran tersebut. Sementara Rommy yang sehari-hari bekerja untuk Badan SAR Nasional (Basarnas) bercerita tentang awal mula terlibat dalam film, dan tantangan saat berperan sebagai Hans yang di beberapa adegan harus berakting mengeluarkan air mata, sementara ia terlatih untuk tidak mengeluarkan air mata saat bekerja di Basarnas. Film yang hanya melibatkan empat pemeran ini dengan mudah membuat para pemerannya saling terkait dan menjadi satu keluarga baru.

Walaupun bukan menjadi film box-office, Lala Timothy menjelaskan bagaimana film Tabula Rasa menjadi kebanggaan tersendiri baginya. Bercerita tentang keberagaman dan persatuan tanpa harus secara eksplisit dilontarkan dalam dialog, ia juga bercerita tentang bagaimana film ini diputar dalam acara di Kedutaan Besar Amerika Serikat dan menjadi tonggak bagaimana pemuda pemudi Papua di sana jadi sering berkunjung setelah adanya pemutaran film, dan mulai memutus stigma terhadap orang Papua. Secara komersial, usai rilis di bioskop, film ini juga telah dibeli tv berbayar dari Malaysia. Spesialnya film Tabula Rasa juga turut dirasakan oleh para penonton yang hadir di antaranya berasal dari Sumatera Barat, yang mengaku turut merasakan hal yang spesial termasuk bagaimana visual yang berbicara, dan penutup film yang dapat didiskusikan lebih dalam.

Tabula Rasa akan kembali diputar pada 6 Agustus 2019 di Kreasi Movie Corner CGV FX Sudirman.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular

To Top