Siaran Pers
Bali, Indonesia – Bali International Film Festival (Balinale) ditutup dengan film epik, Bumi Manusia yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo (Indonesia) dan diadaptasikan dari novel karya Pramoedya Ananta Toer. Sutradara dan aktris Sha Ine Febriyanti dan Ayu Laksmi turut hadir serta berjumpa dengan para penonton yang datang dengan antusias. Seusai pemutaran, acara diisi sesi tanya jawab terkait kisah-kisah di balik pembuatan film tersebut.
Pada festival Balinale 2019 kali ini, penyelenggara dan para juri mempersembahkan penghargaan kepada film-film berikut.
- Best Feature: Saeng-Il (Birthday) (Sutradara Jong-Un Lee, Republik Korea). Film ini diproduksi oleh Lee Chang-dong, sineas Korea yang berpartisipasi di festival pada tahun 2010 dengan film pemenangnya Shi (Poetry).
- Best Documentary: Bruce Lee and the Outlaw (Sutradara Joost Vandebrug, Belanda).
- Best Short: The Wind Phone (Sutradara Kristen Gerwick, USA)
- Gary L Hayes Award untuk Best Emerging Indonesian Filmmaker: Sutradara Rama Bayu Aji, untuk film Sarvani Bhutani (All Living Beings)
- Special Mention diberikan oleh juri kepada Rishi Chandna (India) untuk Tungrus.
Juri menyatakan “Kita sangat kesulitan untuk memilih satu film di setiap kategori karena opsi pilihannya sangat bervariasi dalam gaya dan memiliki cerita yang berkualitas luar biasa.” Lebih lanjut Direktur Bali Film Center sekaligus Pendiri Balinale, Deborah Gabinetti menyatakan “Balinale terus berkembang setiap tahun dan kali ini kita sangat senang menyertakan pilihan film terkemuka dari Indonesia.”
Film dan Acara yang Memeriahkan Balinale 2019
Pada Balinale 2019 kali ini, terdapat 28 negara yang diwakili oleh 93 film. Pemutaran film termasuk World, Asian, dan International Premiere. Sebuah afiliasi didirikan dengan Berlin International Film Festival, Berlinale Spotlight: Generation program of short films.
Festival ke-13 ini dibuka dengan Asian Premiere untuk film The King (2019, UK, Hungaria, Australia) yang World Premiere di Venice Film Festival. Film drama sejarah ini disutradarai oleh David Michôd kemudian ditulis kembali oleh Michôd dan Joel Edgerton. Film ini diperankan oleh aktor nominasi Oscar Timothée Chalamet, Joel Edgerton, Sean Harris, Lily-Rose Depp, Robert Pattinson, dan Ben Mendelsohn. Michôd sebelumnya pernah menghadiri Balinale 2010 dengan Animal Kingdom.
Tahun ini juga menampilkan BalinaleX Industry Forum ke-3 dengan menghadirkan para eksekutif Hollywood dan regional, produser serta pembuat film dengan pengalaman dalam kancah nasional dan international. Mereka berdiskusi secara bebas mengenai kebijakan, etos kerja dan peluang pendanaan untuk kolaborasi di masa depan yang memungkinkan di bidang film, televisi, dan platform lainnya. Reputasi BalinaleX yang mendorong penukaran opini terbuka pada industri perfilman lokal yang dinamis terus membangkitkan para pembuat film. Pembicara BalinaleX 2019 terdiri dari para sutradara seperti Richard Oh (Perburuan), Ismail Basbeth (Woo Woo, Potret Diri), produser Andreas Tika (Foxtrot Six), Cornelio Sunny (If This is My Story) dengan semua film yang ditayangkan dalam festival.
Baca juga: Festival Film Eco hadir di Jakarta!
Satu pembicara penting adalah Rizal Ramli, ekonom dan reformis beberapa zona sumber daya Indonesia. Rizal berkomentar mengenai keuntungan yang jelas dari film terhadap ekonomi sebuah negara dan bagaimana acara industri seperti Balinale menarik perhatian untuk suatu tujuan. Julian Grimmond dari GFS Indonesia mengatakan, “Forum ini merupakan andalan yang tepat, di mana industri film internasional melihat talenta kreatif yang luar biasa di Indonesia dan dalam sepuluh tahun, industri film negara ini akan mengambil posisi terdepan. Kita akan melihat sejumlah produser memberi modal kepada proyek-proyek film Indonesia.”
Family Film Day yang diadakan tahunan dipersembahkan kepada komunitas film pada hari terakhir festival dipersembahkan untuk penonton muda yang apresiatif. Program gratis lainnya termasuk Cinema Without Wall, sebuah program untuk pembuat film muda dan sebuah lokakarya akting dengan pelatih Rukman Rosadi.
