Berita

Disparekraf DKI Jakarta Gelar Jakarta Film Week Mulai 18 November

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta resmi meluncurkan Jakarta Film Week (JFW) yang diselenggarakan pertama kali di tahun ini. Rina Damayanti selaku Festival Director JFW di konferensi pers pada Jumat (5/11) lalu mengatakan JFW akan diadakan 18 hingga 21 November secara luring di bioskop CGV Grand Indonesia, XXI Metropole Megaria, dan Hotel Ashley serta daring lewat platform Over-The-Top (OTT) lokal Vidio. Sementara itu, Program Coordinator JFW Lisa Siregar menyebutkan sebanyak 277 submission film yang berasal lebih dari 30 negara di Asia-Pasifik dan Eropa telah diterima.

Baca juga: Festival Film Internasional Siap Kembali ke Ibukota Melalui Jakarta Film Week

Film-film tersebut kemudian disaring berdasarkan tema yang telah ditentukan. Dari total film panjang dan pendek yang kemudian akan diputar, beberapa di antaranya tayang perdana di Indonesia dan dunia. “Jakarta Film Week jadi tempat world premiere untuk film-film termasuk Ranah 3 Warna. Film karya Guntur Soeharjanto tersebut bakal tampil sebagai film pembuka Jakarta Film Week. Sementara itu, Whether the Weather is Fine dari Carlo Francisco Manatad menjadi film penutup festival,” katanya saat konferensi pers.

Selain penayangan film, JFW juga mengadakan lokakarya, diskusi, program komunitas, showcase dan exhibition, kompetisi film, serta Jakarta Film Fund. Rina mengatakan lokakarya yang bernama program Masterclass akan mengupas soal penulisan naskah serial. Untuk diskusi, topik yang dibahas adalah strategi kreatif sinema pascapandemi, perkembangan dan masa depan pasar layanan OTT di Indonesia, serta cara mendapatkan investasi di dunia perfilman. Siapapun bisa mengikuti diskusi atau program Talks secara luring atau daring. Namun, hanya sineas film yang dapat turut serta dalam lokakarya.

Lisa lebih lanjut menjelaskan JFW juga mengadakan Jakarta Film Fund, yakni kompetisi film yang memberikan dukungan produksi, teknis, pelatihan untuk lima proposal film yang terpilih. Kelima film tersebut kemudian akan dinilai oleh para juri untuk dipilih satu film terbaik. Sementara itu, program komunitas menyuguhkan dua agenda acara yang mendatangkan berbagai narasumber dari media, komunitas film, dan blogger.

“Di program komunitas, ada dua acara yang bakal berlangsung secara daring dan luring. Kita akan ngobrol soal cara membuat festival film berbasis komunitas. Juga bicara tentang kritik film versus review film,” tambah Lisa.

Tidak hanya sekali diadakan

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Andhika Permata mengatakan pemerintah provinsi DKI Jakarta ingin mendukung industri dan pelaku film di Indonesia lewat Jakarta Film Week. Hal ini dikarenakan industri film di Indonesia merupakan salah satu yang memiliki potensi besar di dunia. “Festival ini dapat memicu pertumbuhan bakat baru dan minat penonton. JFW diharapkan jadi wadah bagi para pelaku industri film Indonesia terutama di Jakarta agar semakin berkembang serta menjadi contoh industri film di daerah lain,” katanya di konferensi pers.

Pada kesempatan serupa, Board Festival JFW Andhy Pulung menjelaskan mengapa Jakarta mesti memiliki festival film berskala internasional Jakarta Film Week. Jakarta katanya menjadi memiliki iklim sinema yang luar biasa sebab di dalamnya terdapat banyak ruang edukasi, eksplorasi, dan bahkan ekshibisi. Keberadaan Jakarta Film Week dalam hal ini lantas menjadi penting karena kota tempat diselenggarakannya festival ini memiliki banyak fasilitas, kesempatan, serta ruang.

“Penting ketika kemudian hadirnya Jakarta Film Week bisa melihat banyak perspektif lantas kebutuhan yang ada di wilayah industri film ini bisa bersinergi. Harapannya Jakarta Film Week bisa jadi ruang baru untuk bertemu dan menjaga iklim industri perfilman Indonesia,” katanya.

Andhika mengatakan pemerintah provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan menyelenggarakan Jakarta Film Week secara rutin setiap tahun. Bagi masyarakat yang tertarik untuk melihat film maupun mengikuti program JFW yang lain bisa langsung melakukan registrasi di situs Jakarta Film Week mulai 10 November nanti. Lisa menekankan semua film yang diputar tidak dikenai biaya alias gratis. Instruksi untuk mendaftarkan diri agar bisa menonton film dapat dilihat di www.jakartafilmweek.com. 

Baca juga artikel serta liputan menarik lainnya dari Ajeng Nindias pada halaman berikut.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular

To Top