Artikel

Membukukan Akting Didi Petet

Jermal (2009), salah satu film yang dibintangi almarhum Didi Petet, terkadang dapat ditonton kembali di pemutaran-pemutaran alternatif. Sebuah film penting tentang kerasnya kehidupan para pekerja anak. Almarhum Didi Petet berperan sebagai Johar, seorang pengawas Jermal yang sudah 12 tahun tidak menginjak daratan lantaran masa lalu.

Film-film klasik Didi Petet juga kerap mengisi program-program alternatif dengan tema kilas balik. Kita bisa sebut judul-judul yang masih akrab di telinga, seperti seri Catatan Si Boy (1987), Pacar Ketinggalan Kereta (1988), Seri Si Kabayan, serta Boneka dari Indiana (1990). Walaupun tidak menyabet banyak penghargaan akting, bukankah karakter-karakter yang ia perankan sangat ikonik?

Dedikasi Didi Petet

Almarhum Didi Petet juga aktif sekali berperan dalam era kebangkitan film Indonesia, diantaranya Petualangan Sherina (2000), Pasir Berbisik (2001), Arisan! (2003), Eiffel I’m In Love (2003), Rindu Kami PadaMu (2004), dan sebagainya. Dedikasinya terhadap akting dan perfilman Indonesia tidak dapat ditampik lagi.

Dedikasi tersebut juga terasa di dunia teater. Ia dan sahabatnya, almarhum Sena Utoyo membentuk “Sena Didi Mime” sejak 1987. Salah satu kelompok teater paling konsisten yang menampilkan aksi pantomime dengan nuansa black comedy yang sarat gerak tubuh dan ekspresi yang maksimal. Tidak cuma itu, almarhum Didi Petet juga aktif di seminar-seminar tentang seni peran dan menjadi dosen di IKJ.

Baca juga: Minikino Boyong Film Pendek Indonesia ke Jaringan Kerja Asia Tenggara

Peluncuran Buku

Setelah sepeninggalan beliau pun, sumbangsihnya terhadap dunia akting di negeri ini masih bisa dirasakan. Salah satunya melalu sebuah buku yang berjudul “Buku Aktingnya Didi Petet” yang belum lama ini diluncurkan. Sebuah buku yang dibutuhkan 13 tahun penyusunan. Buku ini bersumber dari wawancara Didi Petet oleh sahabat-sahabatnya, yaitu Yayu Unru, Amato Assegaf, Yehuda Gabriel, dan Faisal Aidid.

Sebuah buku yang tidak cuma berisikan panduan cara berakting yang dapat di gunakan oleh calon aktor atau orang-orang dengan profesi apapun sebagai manual book, tapi juga berisikan pernyataan-pernyataan filosofis dan pemikiran mendalam dari beliau mengenai kehidupan.

Peluncuran buku “Buku Aktingnya Didi Petetini adalah salah satu dari rangkaian acara Postfest IKJ 2018. Diramaikan pula oleh kelompok teater yang dibentuk oleh almarhum dan sahabat baiknya, Sena Didi Mime.

Baca juga: Kampung MacArthur Perkaya Dokumenter Sejarah Indonesia

Malam itu, Sena Didi Mime menampilkan aksi terbarunya yang berjudul “Toxic” yang disutradarai Yayu Unru. Sebuah pertunjukan yang mengkritisi pencemaran lingkungan. Seperti biasa, tampil dengan avant gardist dengan nuansa noir dan black comedy.

Membaca sebuah buku tentang metode akting Didi Petet bukan cuma perkara belajar teori seni peran, tapi juga obat rindu pagi pengagum beliau, serta menelusuri perjalanan dan pandangan-pandangan beliau tentang banyak hal.

Ada salah satu kalimat bijaknya tentang akting yang saya pribadi sangat ingat. Beliau ucapkan hal ini di televisi.

“Aktor yang baik adalah aktor yang bisa membuat lawan mainnya terlihat hebat.”

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular

To Top