Berita

Kronik Nonton Film (KNF) 7: Amunisi untuk Sineas Lokal

Dari siaran pers

Kronik Nonton Film kembali diselenggarakan oleh UKM Kronik Filmedia. Di penyelenggaraannya yang ketujuh ini, Kronik Filmedia mengusung revolver sebagai tema; didefinisikan sebagai pemicu atau bekal senjata bagi filmmaker lokal dalam berkarya. Revolver yang berarti senjata genggam merupakan analogi yang dianggap tepat untuk menggambarkan bagaimana seorang filmmaker membutuhkan amunisi yang memadai dalam proses cipta karya.

Pemutaran diselenggarakan pada Sabtu (20/5) lalu di Museum Ranggawarsita dengan dibagi ke dalam dua sesi. Sesi pertama dimulai sejak pukul satu siang, dibuka dengan pemutaran film biopik Kartini; sebuah koleksi dari museum. Selain film Kartini, pada sesi pertama diputar pula film pendek karya UKM Kronik Filmedia, yaitu HELP dan Dendam, serta film pendek berjudul Rendezvous. Sesi pertama ini diputar di ruang audiovisual. Tercatat penonton yang datang hanya belasan, bahkan ada beberapa yang akhirnya keluar meninggalkan ruangan sebelum sesi selesai. Sedangkan di sesi kedua, penonton diarahkan untuk menyelami rasa melalui film Dua (Cynthia Astari), AKDP (Eka Wahyu Primadani), dan ditutup oleh Turah (Wicaksono Wisnu Legowo). Di sesi dua ini jumlah penonton meningkat tajam karena pemutaran dimulai pada pukul setengah tujuh malam. Terdata lebih dari 50 penonton memadati ruang apresiasi Museum Ranggawarsita, venue pemutaran malam itu. Ada beberapa komunitas film yang turut andil sebagai penonton di pemutaran KNF 7 ini, diantaranya adalah Kine UNS Solo, Wolfy Crew, Biro Mahasiswa UDINUS, dan perwakilan komunitas film Polines.Pihak panitia mengaku bahwa ini kali pertama mereka menjalin kerja sama dengan Museum Ranggawarsita, setelah pada penyelenggaraan sebelumnya venue pemutaran bertempat di gedung KPID Jawa Tengah.

Suasana menonton dalam Kronik Nonton Film 7 (foto: dokumentasi panitia)

Seusai pemutaran film Dua dan AKDP, filmmaker pun diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan penonton. Dari diskusi tersebut, didapati bahwa kedua film mendapat inspirasi dari pengalaman pribadi manusia lain di sekitar dan kehidupan sehari-hari.Dua bercerita tentang sepasang insan yang saling terikat dalam janji cinta, yang goyah karena jenuh. Sementara AKDP bercerita tentang kenek bus yang menjalin kasih dengan dua wanita; ada dua hati manusia yang perlu dijaga, yang sama-sama dikasihi.

Selain memperbincangkan isi cerita, keduanya pun bercerita tentang kendala teknis yang dihadapi selama proses produksi film masing-masing. Jika film AKDP terkendala penempatan waktu; penjadwalan keberangkatan bus, perjalanan dari Surabaya menuju Jember—serta lokasi—karena selalu berpindah tempat, maka film Dua terkendala dalam pencarian pemeran. Ini terkait dengan beberapa adegan dalam film yang tidak dapat dengan mudah dieksekusi. Film penutup, Turah, mendapat sambutan meriah dari penonton. Sayangnya tidak terdapat sesi diskusi untuk film ini. Meski begitu, usai pemutaran, dapat dipetik bahwa Turah bercerita tentang kerumitan polah suatu masyarakat. Bagaimana masyarakat bersifat fluktuatif; tidak stabil. Wicaksono pandai memilah polah mana yang dapat memperkuat cerita yang ia coba sampaikan dalam filmnya. Potongan-potongan adegan terasa natural, terkait dengan inspirasi dari film ini yang pun bersumber dari kehidupan sekitar sang sutradara.

Ditanyai berkenaan dengan produksi selanjutnya, baik Cynthia maupun Eka menyatakan bahwa mereka memiliki rencana untuk membuat film lain. “Saya sedang proses [penggarapan] film juga, judulnya Dalam Bis. Ya, bantu teman juga. Terus, ya, ada beberapa naskah lain, tapi itu nanti, ditunggu saja.” seloroh Eka. Sementara Cynthia, meski mengaku dirinya rindu untuk terlibat dalam pembuatan karya lain, proses tersebut tidak akan dijalaninya dalam waktu dekat. “Pengen lagi sebenarnya produksi, tapi sepertinya tidak tahun ini. Tahun depan kali, ya. Tahun ini rehat dulu.” ujarnya.

Sesi foto bersama usai Kronik Nonton Film 7 (foto: dokumentasi panitia)

Cynthia Astari

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular

To Top