Berita

“Mountain Song” Melenggang ke Shanghai International Film Festival 2019

Sineas asal Palu Yusuf Radjamuda kembali menorehkan prestasi. Kali ini debut film panjangnya berjudul Mountain Song akan world premiere dan berkompetisi di Asian New Talent Award Shanghai International Film Festival 2019. Yusuf Radjamuda masuk sebagai nominasi penulis naskah dan sutradara terbaik. Film kolaborasi Fourcolours Films dan Halaman Belakang ini merupakan hasil dari ReelOne Project.

ReelOne project merupakan platform besutan Fourcolours Films dengan tujuan menemukan bakat-bakat baru sineas Indonesia. Proyek ini mengerjakan pengembangan naskah, produksi, dan distribusi film. “ReelOne akan mengutamakan visi kreatif dari sutradara untuk mendukung keberagaman sinema Indonesia baik dalam bentuk gagasan populer, kontemporer hingga personal”, terang Ifa Isfansyah selaku salah satu pendiri Fourcolours Films dalam unggahan instagramnya.

Sekilas Tentang Mountain Song

Mountain Song berkisah tentang Gimba, bocah laki-laki pemalu berusia 6 tahun yang tinggal bersama ibunya yang sakit. Gimba tinggal di daerah terpencil di pegunungan Pipikoro, Sulawesi Selatan. Karena desa tersebut terisolasi, setiap orang yang sakit harus ditandu  apabila ingin ke rumah sakit. Banyak dari mereka yang meninggal dalam perjalanan, termasuk ayah Gimba.

Sejak itu Gimba tidak mau jauh dari ibunya. Ibunya pun mengajari Gimba sebuah lagu yang dipercaya membawa ketenangan dan kebahagiaan ketika sendirian. Sepeninggal ibunya Gimba kerap menyaksikan orang-orang ditandu. Gimba juga bertemu seorang gadis kecil misterius. Gimba mulai menikmati duduk di tempat teduh, melihat orang-orang yang berbicara tentang orang sakit pergi dan kembali, sambil berharapan bertemu Lara, gadis yang kerap muncul dan hilang dari hutan.

Mencari Potensi Baru

Ifa Isfansyah dalam beberapa tahun belakangan memang cukup getol mencari bakat-bakat baru sineas Indonesia. Seperti di film sebelumnya, Ifa memproduseri film panjang pertama Wicaksono Wisnu Legowo berjudul Turah. Kolaborasi keduanya pun membawa film ini menyabet sejumlah penghargaan, termasuk menjadikan Turah sebagai wakil Indonesia dalam Oscar 2018.

“Buat saya, Papa Al (sapaan akrab Yusuf Radjamuda) penting sekali untuk muncul sebagai pembuat film panjang. Setelah menonton Halaman Belakang, saya bahkan tidak perlu tahu cerita Mountain Song untuk mengatakan setuju ikut memproduksinya lewat Fourcolours,” jelas Ifa dilansir dari beritagar.id.

Baca juga: Kucumbu Tubuh Indahku: Lengger dan Perjalanan Menemukan Diri

Sebagai pembuat film, Yusuf Radjamuda bukanlah nama baru. Jauh sebelum menggarap Mountain Song, ia menyutradarai sejumlah film pendek seperti Cuma 5 Ribu (2009), Wrong Way (2011), Matahari (2012), dan Halaman Belakang (2013). Halaman Belakang merupakan salah satu karyanya yang cukup menarik perhatian karena menyabet sejumlah penghargaan seperti film pendek terbaik di Apresiasi Film Indonesia 2013, Ladrang Award di Festival Film Solo 2013, sutradara terbaik kategori Film Pendek Indonesia di Festival Sinema Perancis 2013.

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular

To Top